IPOL.ID – Pada tahun 2023, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali membuka pendaftaran program Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI).
Program yang telah dilaksanakan sejak tahun 2021 ini merupakan upaya untuk mewujudkan pendidikan yang lebih berkualitas serta kesetaraan kesempatan dalam menuntut ilmu sesuai dengan tagline BPI, yakni “Bakti Kami untuk Edukasi”.
Memasuki tahun ke-3 ini, BPI akan mengadakan penambahan kuota serta perluasan jalur penerimaan beasiswa, Informasi lebih detil mengenai Beasiswa Pendidikan Indonesia dapat ditemukan di beasiswa.kemdikbud.go.id.
Kepala Balai Pembiayaan Pendidikan Tinggi (BPPT) Kemendikbudristek, Anton Rahmadi, menjelaskan keunggulan Beasiswa Pendidikan Indonesia di tahun 2023, yaitu penambahan skema dan kuota calon penerima beasiswa.
“Pada tahun ini kurang lebih kita punya lumayan banyak skema, yakni lebih dari 10 skema yang kita tawarkan untuk program yang bergelar. Selain itu, memasuki tahun ke-3 ini, BPI pun akan mengadakan penambahan kuota serta perluasan jalur penerimaan beasiswa agar dapat merangkul lebih banyak pihak untuk meneruskan studi dan meningkatkan kapasitas dan mewujudkan cita-citanya,” ujar Anton dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar bertema “Mewujudkan SDM Unggul Indonesia Melalui Beasiswa Pendidikan Indonesia”, pada Kamis (22/6/2023).
Anton berharap para pendidik, tenaga kependidikan, serta pelaku budaya yang menjadi target BPI didorong untuk memanfaatkan peluang studi lanjut melalui BPI. Anton juga mengatakan bahwa BPI merupakan beasiswa yang sangat unggul dibandingkan dengan beasiswa lainnya, baik dari dalam maupun luar negeri.
“Karena BPI menyokong banyak hal yang dibutuhkan oleh para penerimanya, dari mulai tiket, tunjangan bulanan/buku/asuransi kesehatan, insentif riset, tunjangan keluarga, hingga insentif publikasi artikel jurnal internasional,” katanya.
Dalam webinar tersebut hadir tiga narasumber lain, yakni Rachel Amanda, penerima BPI tahun 2022 Jalur Pelaku Budaya yang menempuh studi di Universitas Amsterdam, Belanda; Lia Marlintan, penerima BPI tahun 2022 Jalur Tenaga Pendidik yang kini berkuliah di Universitas Negeri Yogyakarta; dan Syifa Nabilla Adzyani, penerima BPI tahun 2023, Jalur Calon Guru SMK yang kini menjalani pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta.
Sebagai pelaku budaya, Rachel Amanda mengatakan bahwa budaya adalah aspek yang sangat kuat dan penting karena merupakan warisan yang harus dilestarikan dan merupakan identitas bangsa di kancah internasional sehingga para pelaku budaya perlu didorong untuk meningkatkan keilmuannya dan kini BPI telah memberikan peluang besar untuk mewujudkan hal tersebut.
“BPI sangat membantu kami sebagai para pelaku budaya untuk memperdalam apa yang kami jalankan, menyebarkan apa yang kami pelajari, dan menjadi salah satu cara memahami bidang kami secara keilmuan agar punya dampak yang lebih nyata, luas, dan sekaligus mendalam,” katanya.
Dari sudut pandang tenaga pendidik, Lia Marlintan menuturkan bahwa program BPI yang menargetkan pendidik secara khusus ini dapat bermanfaat dalam peningkatan ilmu pengetahuan serta pengembangan kariernya sebagai guru.
“Sebagai seorang guru tentunya saya akan senang melihat murid kita bisa mengembangkan minat dan bakatnya sesuai dengan yang diamanatkan dalam Kurikulum Merdeka. Berkaitan dengan itu, pendidikan dan upgrade diri juga penting bagi seorang pendidik,” tuturnya.
Mewakili pendidikan vokasi, Syifa Nabilla Adzyani sebagai calon guru SMK menyatakan pentingnya program BPI untuk dunia pendidikan vokasi di Indonesia, khususnya dalam melahirkan guru-guru SMK yang berkompeten.
“Di Indonesia masih kekurangan jumlah guru SMK, oleh karena itu program ini penting untuk mendukung sumber daya calon guru SMK yang kompeten. Dengan adanya program ini, maka SMK yang ada di Indonesia dapat lebih maju karena tercipta guru-guru yang sebelumnya sudah dilatih oleh BPI,” ujarnya
Para narasumber dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar juga membahasa bahwa refleksi merupakan bagian penting dari peningkatan kualitas program BPI serta peningkatan kualitas SDM Indonesia. Mereka juga menyoroti tentang pentingnya peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pendidikan melalui pengetahuan tentang berbagai peluang pendidikan yang disediakan oleh BPI untuk mendukung kebijakan Merdeka Belajar.
Dalam rekaman video yang ditayangkan saat webinar, Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengatakan bahwa BPI merupakan bentuk konkret dari salah satu semangat yang diusung Kemendikbudristek dalam Program Merdeka Belajar, yakni memberikan hak pada seluruh masyarakat Indonesia untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas.
BPI merupakan kesempatan emas bagi para pelajar berprestasi, guru, pelaku budaya, dosen, dan tenaga kependidikan, untuk menempuh pendidikan berjenjang (S1, S2, hingga S3), pendidikan profesi, pendidikan nongelar, baik di dalam maupun luar negeri. Tujuannya untuk membangun SDM unggul yang mampu berdaya saing di tingkat internasional. (Sol)