IPOl.ID – Peribahasa malu bertanya sesat dijalan sudah menjadi hal yang biasa didengar ditengah masyarakat Indonesia, seorang pria bernama Setyo Megantoro (57) mengatakan perumpamaan tersebut makin terbantu dengan kemajuan zaman, termasuk untuk memperoleh informasi melalui media cetak, seperti pengalamannya beberapa waktu lalu saat sedang butuh penjelasan terkait penjaminan biaya pemeriksaan kesehatan sang istri.
”Dalam kunjungan kami ke rumah sakit saat itu, sempat terbesit rasa ragu kalau pemeriksaan benjolan pada leher istri saya ini tidak dijamin karena rujukan dari puskesmas sebagai pasien BPJS Kesehatan. Secara kebetulan saya melihat ada poster petugas BPJS Siap Membantu (BPJS Satu) terpajang di rumah sakit, tanpa pikir panjang saya langsung telepon nomor yang tertera disitu karena ingin memperoleh kepastian terkait pembiayaan pemeriksaan istri saya,” tutur Setyo, Selasa (4/4).
Berhasil menghubungi kontak petugas BPJS Kesehatan tersebut, Setyo mengaku petugas yang berkomunikasi dengan dirinya sangat ramah dan komunikatif memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan olehnya.
Sampai akhirnya Setyo mendapatkan jawaban bahwa terkait pemeriksaan yang akan dilakukan kepada istrinya tidak menjadi beban pribadi melainkan ditanggung oleh Program JKN berkat status aktif kepesertaannya dan sesuai prosedur.
”Mendengar keterangan petugas itu saya dan istri merasa sangat lega karena kami tidak perlu memusingkan urusan uang. Hikmah atau manfaat yang bisa diambil dari pengalaman saya itu adalah betapa bermanfaatnya sebuah gambar yang disediakan oleh BPJS Kesehatan dan rumah sakit, memang terlihat sederhana tapi bagi orang seperti saya yang saat itu butuh pencerahan poster petugas BPJS Satu tersebut sangat besar manfaatnya,” pujinya.
Melanjutkan cerita Setyo, berdasarkan hasil pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) diketahui bahwa istrinya mengidap penyakit lipoma atau tumor jinak yang cukup parah melihat perkembangan benjolan yang semakin membesar. Selanjutnya Setyo mengatakan bahwa dokter merekomendasikan istrinya untuk menjalani operasi pengangkatan lipoma sebagai upaya penyembuhan.
”Setelah kami menyetujui saran dokter untuk operasi, istri saya dijadwalkan tindakan pada awal bulan Maret lalu di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jagakarsa. Singkat cerita proses operasi istri saya berjalan lancar dan sukses, serta untuk proses pemulihannya juga cepat berkat perawatan yang diberikan oleh rumah sakit,” ungkap Setyo.
Kembali mengalami kebimbangan akan biaya operasi dan perawatan dijalani oleh istrinya, Setyo kembali bergegas mengintip poter petugas BPJS Satu untuk bertanya kepada petugas apakah biaya operasi tersebut ditanggung oleh Program JKN atau tidak, karena ia merasa pelayanan yang diberikan rumah sakit sangat baik dan melebihi ekspektasi mereka sebagai pasien pengguna manfaat Program JKN.
“Dari penjelasan petugas BPJS Satu saya menjadi tenang dan aman karena informasinya seluruh biaya yang timbul terkait pengobatan istri saya sudah menjadi tanggungan BPJS Kesehatan. Selain itu saya juga bersyukur dengan hadirnya poster BPJS Satu tersebut karena setiap kali kebingungan bisa langsung bertanya kepada petugas untuk mendapatkan informasi yang tepat dan akurat,” tambahnya.
Di akhir perbincangan Setyo sebagai peserta Program JKN, menurutnya program ini memiliki nilai yang luar biasa untuk melindungi masyarakat Indonesia dalam hal penjaminan biaya pelayanan kesehatan.
Tak hanya dari segi penjaminan, menurutnya BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara juga sangat menjaga komitmennya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh peserta secara administrasi kepesertaan maupun pelayanan pada fasilitas kesehatan.
Salah satunya dengan menerbitkan poster-poster informasi terbaru seputar Program JKN, termasuk poster BPJS Satu yang sangat membantu dikala Setyo ingin memastikan penjaminan biaya pengobatan sang istri. (Irma)