IPOL.ID – Sukarelawan Santri Dukung Ganjar (SDG) mengadakan pelatihan pemulasaraan jenazah kepada warga sekitar di kawasan Cipinang Besar Utara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur pada Jumat (2/6) siang.
Pemulasaraan jenazah adalah proses perawatan jenazah yang meliputi kegiatan memandikan, mengkafani sesuai kepercayaan yang dianut sebelum jenazah dibawa pulang kerumah duka/pernakaman jenazah. Tujuannya agar mayat dapat ditangani sesuai prosedur.
Relawan beranggotakan para santri pendukung Ganjar itu pun mengundang ustaz profesional di Jakarta yang biasa memberikan pelatihan pemulasaraan jenazah untuk menjadi pemateri pelatihan tersebut.
Ratusan warga yang mayoritas dari jemaah majelis taklim di wilayah Jatinegara itu ikut serta dalam pelatihan pemulasaraan.
Humas Santri Dukung Ganjar, Arief Wicaksana menerangkan, terdapat beberapa poin yang diajarkan dalam pelatihan tersebut, mulai dari tata cara memandikan, mengkafani, menyalati, hingga menguburkan jenazah.
“Tujuannya adalah agar masyarakat bisa lebih mengerti dan memahami. Dijelaskan oleh ustaz tadi kalau kami ingin menjadi tukang memandikan jenazah. Niat kita harus bisa menjaga rahasia, karena tidak bisa memberikan informasi (kondisi tubuh jenazah) setelah memandikan jenazah,” tutur Wicaksana di Jatinegara, Jumat.
Relawan SDG juga mengedukasi warga perihal hukum fardhu kifayah dari pemulasaran jenazah. Bermakna bahwa kewajiban yang apabila sudah ada sebagian muslim yang melaksanakan, maka gugurlah kewajiban tersebut.
Wicaksana berharap pelatihan diberikan dapat mengedukasi masyarakat secara lebih luas, agar banyak masyarakat makin paham tentang bagaimana prosedur tata cara pemulasaraan jenazah sesuai dengan tuntunan syariat Islam.
Selain itu, pelatihan juga ditujukan untuk menciptakan kemandirian pada masyarakat. Sehingga bila ada kerabatnya, di lingkungannya ada yang meninggal, mereka bisa mengurusnya secara mandiri.
“Agar masyarakat tidak menunggu saat ustaz yang belum hadir jika ingin memandikan jenazah. Jadi menciptakan kemandirian, karena ini sangat penting bagi masyarakat untuk memandikan jenazah. Sebab, kalau tidak memandikan jenazah, yang berdosa satu kampung,” terangnya.
Dalam pelatihan tersebut, relawan juga memberikan sejumlah kain kafan kepada warga. Tujuannya agar warga bisa terus berlatih cara pemulasaraan jenazah.
Dia melanjutkan, relawan SDG akan kembali menggelar kegiatan pelatihan lain di wilayah lainnya. Pihaknya merencanakan akan melakukan pelatihan kewirausahaan atau peternakan.
“Salah satunya mungkin masih ada pemulasaraan jenazah, pelatihan pencetakan sablon, ataupun peternakan. Digelar di berbagai wilayah, dan sekarang (relawan SDG) sudah ada di 20 wilayah di Indonesia,” pungkas Wicaksana. (Joesvicar Iqbal/msb)