Dari sisi produksi, tiap tahunnya tingkat produksi pala di dunia semakin meningkat. Berdasarkan data FAOSTAT, pada tahun 2009, jumlah produksi, 72.475 ton kemudian pada tahun 2013, meningkat menjadi 97.348 ton.
Sebagai gambaran, Asia merupakan wilayah produksi pala dan fuli (bunga pala) terbesar. Tumbuhan tersebut juga dapat tumbuh di Amerika Tengah. FAOSTAT (2013) mencatat, Guatemala, Indonesia, India dan Nepal merupakan empat negara produsen terbesar. Berdasarkan negara penghasilnya, pala dan fuli paling banyak diproduksi di Guatemala (40 %), Indonesia (27 %), India (17,56 %), Nepal (7 %), Laos (4 %) dan lainnya (4 %). Tidak jarang, juga ditemui pala dan bunga pala ditemukan di Afrika.
Data FAOSTAT (2013) menunjukkan Arab Saudi merupakan negara pengimpor terbesar untuk pala dan fuli. Diikuti, Jerman, Belanda, India, AS, dan Inggris dengan jumlah impor 128.768 ton, 44.897 ton, 37.230 ton, 36.737 ton dan 23.200 ton.
Dengan keterlibatan Indonesia dalam penyusunan standar Codex, Hendro berharap dapat meningkatkan perlindungan kesehatan konsumen, memperjuangkan kepentingan nasional, dan memastikan pemenuhan standar dan regulasi nasional telah selaras dengan ketentuan standar Codex sehingga produk pangan Indonesia dapat diterima dalam perdagangan internasional. (timur)