IPOL.ID – Sebanyak 1.311 orang telah ditangkap di malam keempat di Prancis setelah penembakan seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun oleh polisi.
Sebanyak 45 ribu petugas polisi, termasuk pasukan khusus, dikerahkan untuk menangani kerusuhan di seluruh negeri pada Jumat malam, dengan situasi di dua kota besar, yakni Marseille dan Lyon, sangat kacau, karena bangunan dan kendaraan dibakar dan toko-toko dijarah.
Mengutip Reuters, Kementerian Dalam Negeri melaporkan bahwa 1.311 orang ditangkap dalam semalam, sementara 79 petugas polisi dan sipir terluka dan 2.500 insiden kebakaran.
Kerusuhan berkobar setelah Nahel, seorang remaja berusia 17 tahun keturunan Aljazair dan Maroko, ditembak polisi pada hari Selasa karena melanggar lalu lintas.
Kematiannya, yang terekam dalam video, menghidupkan kembali keluhan soal kekerasan dan rasisme oleh polisi.
Polisi berusia 38 tahun yang terlibat dalam penembakan tersebut, yang mengatakan bahwa ia melepaskan tembakan karena ia khawatir ia dan rekannya atau orang lain akan tertabrak oleh mobil tersebut, telah didakwa melakukan pembunuhan secara tidak sengaja dan ditempatkan dalam tahanan sementara.
Upacara pemakaman Nahel dimulai pada Sabtu di pemakaman di Nanterre.
Namun Kementerian mengatakan bahwa protes yang dilakukan “memiliki intensitas yang lebih rendah dibandingkan dengan malam sebelumnya”.
Bentrokan dilaporkan tak hanya terjadi di Paris, tempat insiden itu terjadi, namun di kota-kota lain seperti Marseille, Lyon, dan Grenoble. (far)