“Melalui ruang interpretasi keagamaan (Buddha), dapat ditemukan kesatuan pandangan bahwa kepingan batu-batu secara nyata ada dan ditemukan di Candi Borobudur sebagai payung, Chatra pernah terpasang ditempat yang paling mulia pada masanya. Sehingga keputusan untuk memasang kembali Chatra Candi Borobudur merupakan upaya dalam menyempurnakan Candi Borobudur sebagai Pusat Kunjungan Wisata Religi Agama Buddha Indonesia dan Dunia,” sambungnya.
Sejalan dengan itu, kata Supriyadi, sesuai arahan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kemenag merumuskan konsep Kunjungan Wisata Religi Agama Buddha di Candi Borobudur dengan pendekatan Nilai Spiritual Kebudayaan dengan memperhatikan kepentingan pelestarian candi sebagai world heritage (cagar budaya) sekaligus sebagai bangunan keagamaan yang suci.
Dengan demikian kunjungan wisata religi agama dapat menghargai, mempelajari dan mendalami pengertian nilai ajaran dan fungsi edukasi, spiritual, dan religius dari Candi Borobudur sebagai rekaman Buddhadharma Nusantara.