IPOL.ID – Kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT) yang berbuat mesum di Taman Hutan Kota UKI Cawang, Kebon Pala, Makasar, Jakarta Timur diduga bukan berasal dari kalangan sembarang.
Kendati Hutan Kota Kota UKI Cawang yang berada di Jalan Mayjen Sutoyo tidak memiliki penerangan atau sarana seperti tempat duduk, tapi area tersebut tetap didatangi kelompok LGBT. Bahkan mereka ada yang membawa mobil.
Kepala Satpol PP Kecamatan Makasar, Badrudin mengatakan, berdasar hasil penelusuran pihaknya kelompok LGBT yang berbuat mesum berasal dari kalangan ekonomi atas atau high class.
“Orang kaya, ada yang pakai mobil soalnya. Ada mobil mewah juga. Contohnya CRV, itu kan lumayan mewah,” ungkap Badrudin di Hutan Kota UKI Cawang, Makasar, Selasa (25/7).
Dia mencontohkan saat jajaran Satpol PP Kecamatan Makasar melakukan penggerebekan beberapa waktu lalu banyak mobil mewah yang parkir di sekitar Hutan Kota UKI Cawang.
Bahkan berdasar data yang dihimpun, saat kegiatan penyisiran di Hutan Kota UKI Cawang pada Tahun 2022 lalu ditemukan ada pria penyuka sesama jenis pengemudi mobil Lexus diamankan.
“Jarang yang pakai mobil odong-odong. Jadi orang-orang high class semua,” beber Badrudin.
Dia mengungkapkan, dari hasil penelusuran, para penyuka sesama jenis kerap memarkirkan kendaraannya di tepi jalan dekat Hutan Kota UKI Cawang di Jalan Mayjen Sutoyo.
Akses masuk ke Hutan Kota UKI Cawang, dilalui mereka dari celah pagar pembatas yang berlubang. Hingga berbuat mesum di sudut belakang hutan kota sehingga tidak terpantau.
“Kegiatan mereka itu malam, kalau pagi jarang. Karena kalau pagi kan ada PHL dari Sudin Pertamanan, jadi mereka malam kegiatannya,” tukas dia.
Sementara itu, salah satu pengendara motor Doni, 28, karyawan swasta mengatakan, ketika dia pulang kerja melalui taman tersebut pada malam hari kerap melihat ada saja beberapa laki-laki yang berdiri seperti mejeng di pinggir jalan di Taman Hutan Kota UKI Cawang.
“Ya akal sehat saja kalau malam-malam laki-laki mejeng di pinggir jalan di sekitar Taman Hutan Kota UKI Cawang ya mau ngapain lagi, apalagi kan posisi halte busway kan jaraknya lumayan jauh, masa nunggu bus di bukan tempatnya, ya kita kan warga resah juga bisa mengundang aksi kejahatan juga kan, ya tempatnya gelap juga kan, bagusnya ya ditertibkan aparat,” pungkas Doni. (Joesvicar Iqbal)