Tak hanya itu, musibah bencana alam berupa banjir yang tengah melanda Korsel, Seriulina memastikan bahwa PMI bekerja di tempat perusahaan jauh dari terkena bencana alam tersebut.
Selanjutnya, sambung dia, untuk loby-loby sektor lainnya sebenarnya BP2MI sudah bersurat di 2022 lalu, Kepala BP2MI sendiri Pak Benny yang tangatangan supaya dibuka untuk sektor pertanian, tetapi sampai saat ini belum ada jawabannya.
Bahkan awal tahun dalam pertemuan workshop seluruh sending countries itu juga sudah disampaikan tapi biasanya mereka membawa rapat kembali ke pihak internal perusahaan yang ada di Korsel, sehingga BP2MI masih menunggu hal itu.
“Jadi kendalanya tidak ada, karena itu otoritas mereka, kita diberikan kuota atau tidak untuk sektor itu maka kita menunggu posisinya, karena kewenangan yang memberikan kuota di sektor lainnya kan dari sana. Sementara sebenarnya source kita cukup banyak dari pertanian, sekolah-sekolah kita pun banyak dari pertanian,” terangnya.
Sehingga dalam penempatan pekerja migran sampai dengan 13 Juli 2023 telah mencapai sebanyak 14.481 orang. Dengan keselurahan dan paling banyak skema program G TO G dikirim/yang tengah bekerja sama ke tiga negara Korea Selatan, Jepang, dan German.