“Ketika kita tempel ada suara sehingga teman tunanetra tahu berhasil tap. Kedua bagian mana harus ditempel itu harus bisa diraba, karena kartunya harus nempel,” tukas David.
Sisi baiknya, untuk naik dari Stasiun LRT ke peron terdapat pilihan lift prioritas untuk penyandang disabilitas dan kelompok rentan seperti lanjut usia (Lansia), eskalator, dan tangga.
Tapi Gaun menyoroti toilet akses disabilitas di Stasiun LRT yang belum memiliki tombol emergency bila ada penyandang disabilitas dan kelompok rentan membutuhkan bantuan petugas.
“Semisal ada pengguna toilet terjadi apa-apa seperti jatuh dari kursi roda, atau lansia jatuh. Mungkin enggak terdengar dari luar, jadi kalau ada tombol bisa mencari pertolongan,” ujar David.
Kemudian untuk musala di Stasiun LRT, Gaun mengapresiasi karena musala cukup luas dan sudah terdapat panduan membantu penyandang disabilitas tunanetra mencari arah kiblat.
Hanya saja pada tempat wudhu, David menambahkan, luas ruangan pada sejumlah Stasiun LRT masih sempit sehingga menyulitkan akses penyandang disabilitas pengguna kursi roda.