“Saya belum meriksa semua (Stasiun LRT), tapi salah satu yang sempat dilihat di Harjamukti. Laporannya (ruang wudhu) sempit, sehingga kursi roda enggak bisa masuk atau mutar,” tandas David.
Gaun juga berharap PT KAI membenahi keran pada tempat wudhu di Stasiun LRT Jabodebek, yaitu dengan menyediakan model keran sensor otomatis ataupun model keran tuas.
Karena bila keran menggunakan model putar sebagaimana digunakan sekarang di tempat wudu Stasiun LRT Jabodebek, akan menyulitkan penyandang disabilitas fisik mengakses.
“Teman disabilitas yang tidak punya jari tangan bisa memutar keran. Kemarin ditemukan masih ada keran putar. Sebetulnya cukup satu saja keran otomatis atau tuas cukup membantu,” jelasnya.
Sedangkan ruang kesehatan, perlu adanya perbaikan tinggi tempat tidur agar tidak menyulitkan penyandang disabilitas pengguna kursi roda untuk naik ke tempat pemeriksaan.
“Ruang kesehatan ada keluhan sedikit, terlalu tinggi tempat tidurnya. Untuk naik mungkin harus dibantu dokter atau perawat. Mungkin harus diimbangi dengan SOP,” ungkapnya.