“Biota laut dari golongan invertebrata (hewan yang tidak memiliki tulang punggung) yang ada di wilayah laut Indonesia memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi produk yang bernilai tinggi terutama di bidang kesehatan. Adanya kerusakan yang terjadi di ekosistem laut, maka mikroba laut menjadi salah satu alternatif untuk dikembangkan untuk aplikasi di bidang kesehatan,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Peneliti Ahli Utama PRBBOT BRIN, Akhmad Darmawan menuturkan Indonesia merupakan salah satu pusat penyebaran tumbuhan Macaranga dan dikenal masyarakat lokal dengan sebutan mahang atau mara. Pemanfaatannya sebagai bahan bangunan, pengobatan tradisional yaitu obat diare, luka, batuk, obat disentri, obat luka, pewarna alami, dan pengawet gula.
“Senyawa terpenoid dan steroid adalah senyawa utama dari tumbuhan genus Macaranga dan sampai saat ini telah ditemukan kurang dari 230 senyawa metabolit sekunder dari total kurang dari 35 spesies Macaranga yang telah diteliti dan senyawa turunan flavanon yaitu senyawa dari jenis senyawa flavonoid yang paling banyak ditemukan,” ungkapnya.