“Pembunuhan terhadap Nahel adalah contoh lain dari efek rasisme sistemis,” ujar Amnesty International.
Otoritas Prancis membela polisi, dengan mengatakan rasisme tidak terjadi di jajaran mereka.
Menteri Ekonomi Prancis, Bruno Le Maire, mengatakan pada Selasa (4/7) lalu bahwa “tidak adil” jika mengatakan bahwa polisi Prancis itu rasis.
“Yang perlu kita ketahui adalah bahwa lebih dari seribu bisnis dirusak, hampir 500 toko tembakau, 400 bank, mal, toko olahraga, dan semua itu benar-benar porak poranda.”
Pemerintah Prancis mengerahkan 45.000 petugas polisi untuk meredakan kekacauan yang berlangsung. Lebih dari 3.400 orang ditangkap karena berbagai kejahatan, terutama penyerangan fisik dan vandalisme. Bisnis di Prancis menderita kerugian lebih dari USD1 miliar yang disebabkan selama protes berlangsung, menurut perhimpunan bisnis Prancis. (tim/voaindonesia)