Ia juga menjelaskan program konstelasi satelit pemantau bumi nusantara dari tahun 2023-2029, yang mana sudah dilakukan riset untuk mengembangkan beberapa satelit.
“Dalam waktu dekat akan diluncurkan satelit yang dinamakan satelit nusantara seri 1 (NEO-1) yang merupakan satelit yang dikembangkan di Ranca Bungur. Selain satelit NEO-1 yang dikembangkan, kita juga mengharapkan adanya kerja sama dengan pihak swasta melalui skema KPBU setidaknya kita bisa memiliki satelit seri ke 2 dan 3 guna menjawab tantangan untuk kebutuhan satelit, terutama untuk satelit resolusi sangat tinggi,” jelasnya.
Wahyudi berharap di tahun 2024 satelit NEO-1 sudah meluncur, dan NEO-2 dan 3 sudah memasuki masa critical design. Secara paralel untuk NEO 2 dan 3 akan dibentuk standar koreksi, pengelolaan dan pemanfaatan data, tentu hal ini akan butuh banyak kolaborasi secara internal di BRIN, dan untuk eksternal juga cukup banyak stakeholder yang terlibat.
Lebih lanjut, ia menjelaskan untuk program tahun 2025 karena NEO-1 sudah meluncur maka akan dilakukan proses adopsi dan lisensi Kekayaan Intelektual (KI), terutama dari sisi pengembangan logaritma dan pengolahan data. Kemudian tahun 2026 diharapkan sudah ada launch Agreement dengan launch service provider untuk NEO-2.