IPOL.ID – Adanya keluhan warga terkait limbah kotoran sapi di wilayah Cikoko, Pancoran, Jakarta Selatan belum lama ini. Pemkot Jakarta Selatan berkolaborasi dengan Raja Biogas, Dr Sri Wahyuni untuk membangun instalasi pengolahan biogas di setiap kandang sapi milik warga.
Wali Kota Jakarta Selatan, Munjirin menyampaikan sejumlah solusi atas masalah limbah kotoran sapi yang semula dikeluhkan warga tersebut.
Munjirin mengatakan, solusi jangka pendek sudah dilakukan pihaknya bersama Sudin Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan dengan membangun 8 bak penampungan kotoran sapi.
“Bak-bak penampungan tersebut nantinya akan menjadi wadah sementara limbah cair dari peternakan sapi,” kata Munjirin ditemui usai menggelar audiensi dengan para pemilik sapi perah Cikoko di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Kebayoran Baru, Selasa (25/7).
Sedangkan kotoran padat, dijelaskannya, akan diambil secara berkala untuk diolah menjadi pupuk kandang.
“Itu solusi untuk jangka pendek. Jadi sekarang ini nggak ada lagi limbah yang mengalir ke saluran warga,” tutur Munjirin.
Bersamaan dengan pembangunan bak penampungan, pihaknya bekerjasama dengan Dr Sri Wahyuni untuk membangun instalasi pengolahan biogas.
Lewat instalasi tersebut, nantinya kotoran sapi akan diubah menjadi tiga produk bernilai jual, antara lain kompos, pupuk cair dan biogas.
Produk hasil pengolahan kotoran sapi itu kemudian akan dijual kepada masyarakat. Jadi tidak hanya menjadi solusi, sambungnya, hasil penjualan produk itu akan menjadi berkah bagi masyarakat.
“Pilot projectnya itu dibangun di kandang milik Pak Burhan, jadi yang dulunya dikeluhkan warga, justru sekarang jadi berkah,” ujar Munjirin.
“Tiga produk olahan kotoran sapi itu bernilai jual tinggi, nanti hasil penjualannya dikelola untuk pembangunan instalasi pengolahan biogas di 72 kandang sapi peternak lainnya. Jadi berkelanjutan, dari satu (kandang) jadi semuanya akan dibangun (instalasi pengolahan) biogas ini,” jelas dia.
Terkait bagi hasil dari penjualan produk biogas tersebut, dirinya berpesan agar perkumpulan peternak sapi bisa menyepakati keputusan bersama.
Sebab, pengolahan biogas tersebut sangat bernilai tinggi, seperti biogas yang dapat disalurkan ke setiap rumah di wilayah Cikoko.
Munjirin pun berharap kawasan Cikoko dapat menjadi sentra peternakan di tengah kota ramah lingkungan.
“Saya juga berharap Cikoko bisa menjadi pusat edukasi warga, mulai dari pemerahan susu sapi sampai pengolahan limbahnya. Saya juga tantang mereka untuk buat kios supaya jadi etalase produk-produk kreatif, seperti susu dan olahannya sampai kepada pupuk cair hasil olahan kotoran sapi,” pungkas Munjirin. (Joesvicar Iqbal)