Saat pemodelan, mereka menggunakan tenaga manusia ketika peserta lain menggunakan alat-alat yang lebih canggih. “Bahkan karena kita nggak pernah modelling yang skalanya sama, jadi pas modelling bener-bener deg-degan soalnnya takut nggak berdiri tanahnya,” ungkap Rama.
Ada momen yang menegangkan yang terjadi di 10 menit terakhir pemodelan. Saat itu tanah nyaris longsor, sehingga mereka perlu membongkar sisa-sisa tenaga lapisan paling atasnya dalam waktu kurang lebih 5 menit. “Pas selesai akhirnya enggak runtuh dan modelnya berhasil,” pungkas Rama. (ahmad)