“Namun, kenyataannya sangat berbeda. Prigozhin mengklaim militer Rusia tidak menghadapi perlawanan saat mereka merebut Rostov, sebuah kota besar yang berbatasan dengan Ukraina di barat, mengambil alih markas militer di sana dan kemudian berbaris hampir tanpa perlawanan hingga 125 mil dari Moskow,” jelasnya.
Ghittis kemudian menambahkan bahwa Putin kehilangan taji saat tuan rumah KTT SCO, Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi, memutuskan untuk mengadakan acara secara virtual alih-alih membawa para pemimpin ke New Delhi. Menurutnya, kondisi seperti ini menyulitkan orang nomor satu Rusia itu untuk mengungkapkan posisinya.
“Jika bisa menyampaikan kasusnya secara langsung, Putin akan berbicara panjang lebar dengan Modi, Xi, Presiden Iran Ebrahim Raisi, dan lainnya,” katanya.
“Itu, alih-alih mengumpulkan kamera selama tiga jam dengan cepat, bisa membantu memperkuat ikatan,” paparnya lagi.
Di sisi lain, Putin pun disebut “ditusuk sekutu”. Ini terkait Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang disinyalir mengingkari kesepakatan dengan Putin.