IPOL.ID – Donald Trump kemungkinan akan menarik Amerika Serikat dari NATO jika ia memenangkan pemilu 2024, demikian menurut mantan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih John Bolton
“Pada masa jabatan Trump yang kedua, kita hampir pasti akan menarik diri dari NATO,” kata Bolton dalam sebuah wawancara dengan media AS, NewsNation yang dilansir Russia Today, Sabtu (5/8).
Bolton keluar dari Gedung Putih pada September 2019, setelah gagal membujuk Trump untuk meluncurkan perang perubahan rezim di Iran dan Korea Utara.
Bolton yang juga mendorong perubahan rezim di Kuba, Libya, Venezuela, Suriah, dan Yaman, berpendapat Trump memiliki pendekatan yang “tidak menentu” dan tidak efektif terhadap keamanan nasional.
“Donald Trump tidak benar-benar memiliki filosofi seperti yang kita pahami dalam istilah politik,” kata dia.
“Dia tidak berpikir dalam arah kebijakan ketika dia membuat keputusan, tentu saja dalam bidang keamanan nasional. Itu semua terkait dengan bagaimana segala sesuatunya menguntungkan Donald Trump,” lanjutnya.
Meskipun telah didakwa tiga kali atas tuduhan kriminal dalam empat bulan terakhir, Trump masih menjadi kandidat teratas untuk nominasi presiden 2024 dari Partai Republik.
Dia dan Presiden Joe Biden saat ini berada di posisi yang sama dengan 43 persen dukungan pemilih dalam sebuah pertandingan ulang hipotetis untuk pertarungan mereka di tahun 2020, demikian menurut sebuah jajak pendapat New York Times yang dirilis minggu ini.
Biden telah memimpin NATO dan sekutu-sekutu AS lainnya dalam menjatuhkan sanksi-sanksi terhadap Rusia atas konflik Ukraina dan memasok senjata senilai miliaran dolar ke Kiev.
Trump telah menyatakan bahwa jika terpilih lagi, maka akan mengakhiri pertumpahan darah dalam 24 jam dengan memaksa para pemimpin Rusia dan Ukraina ke meja perundingan.
Bolton menyebut kesepakatan Trump dengan Taliban untuk menarik pasukan AS dari Afghanistan sebagai “kesalahan besar bagi Amerika dan keamanan nasional di dunia.”
Dia juga menyalahkan presiden saat itu karena gagal “menekan Iran” setelah keluar dari kesepakatan nuklir Iran pada tahun 2018.
“Dia tidak menangani ancaman terorisme dari Iran secara efektif,” ucapnya. (far)
Eks Penasihat Keamanan Gedung Putih Sebut AS Keluar NATO Jika Trump Jadi Presiden Lagi
