IPOL.ID – Gabungan Seniman Indonesia (GSI) merangkul puluhan anak muda Citayam Fashion Week (CFW) bersama influencer, kreator konten, perancang busana, selebgram, dan TikToker menggelar Street Fashion Show.
Kegiatan fashion show bertema Barbie Concept dilancarkan di Blok M Square, Kelurahan Melawai, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (Jaksel), Sabtu (12/8).
Para peserta yang ikut meramaikan street fashion antara lain alumni CFW Abdul Sofi Allail alias Ale, Dilan Bekasi, hingga beberapa kreator konten, influencer, perancang busana, dan selebgram.
Koordinator GSI untuk Gen Z dan Milenial, Kiki Astrida mengatakan, pihaknya terus berkolaborasi dengan seniman-seniman anak muda mayoritas milenial dan generasi Z menggelar peragaan busana terinspirasi dari film Barbie.
“Kami berkolaborasi dengan anak-anak Citayam dan influencer, bintang iklan serta sinetron. Acara itu juga untuk mengembangkan potensi dan kreativitas anak Citayam yang sempat off. Kemudian, agar mereka percaya diri, kita gabungkan dengan influencer. Kemudian selebgram dan TikToker,” ungkap Astrida di sela-sela kegiatan, Sabtu (12/8).
GSI juga terinspirasi dari sosok Bakal Calon Presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo dalam mengadakan street fashion tersebut. Menurut perempuan akrab disapa Astrid itu, Gubernur Jawa Tengah sangat mendukung kreativitas anak-anak muda melalui berbagai program.
“Kami semua suka dengan figur Bapak Ganjar yang sangat suka dengan kreasi seni anak muda,” katanya.
Menariknya, menurut Astrid, ajang itu mengajak generasi muda untuk bergaya modis dengan pakaian bekas diolah untuk menambah value dan terlihat lebih kece. Jadi, pakaian peserta model yang ikut street fashion umumnya terinspirasi dari film Barbie yang dipadupadankan dengan busana daur ulang.
“Nah, ini yang kerennya, baju yang sudah tak terpakai didesain ulang dari sesuatu yang tidak ditengok orang menjadi fashion sangat baik. Ini luar biasa,” tuturnya.
Astrid berharap kreativitas milenial dan generasi Z makin berkembang dengan adanya wadah khusus semacam ini. Tujuannya, seni di kalangan anak muda tetap hidup dan maju.
“Harapannya, teman-teman gen Z dan milenial bisa mengembangkan potensi mereka di bidang fashon hingga seni tarik suara. Intinya, yang berkaitan dengan seni dan budaya,” tukasnya.
Dalam kegiatan itu, tidak hanya street fashion diadakan, pergelaran itu semakin meriah dengan adanya hiburan lucky spin dan photo booth 360.
Sementara, Minho, peserta street fashion mengatakan, dirinya berkreasi memakai kemeja hitam dihiasi kertas pernak-pernik, topi koboi, sepatu pantofel, dan slayer merah muda di leher. Dengan kostum itu, dia menjadi pemenang kostum tokoh Ken terunik dalam film Barbie.
“Kostum ini aku kreasikan sendiri. Aku cuma pakai kemeja hitam, pakai kertas pernak pernik. Mungkin karena kreativitas aku, aku jadi pemenang,” ungkap Minho yang juga sebagai kreator konten itu.
Menurut dia, pergelaran ini adalah salah satu wadah baik untuk menuangkan kreativitas anak muda. Sebab, sekarang tak banyak ruang bagi anak muda untuk bebas berkreasi dan menuangkan ide-ide mereka lewat fashion.
“Kali ini, kami sudah dikasih wadah untuk berkreasi, salah satunya di bidang fashion. Kebetulan saya suka fashion. Kami benar-benar terwadahi banget. Kalau bisa ke depan terus ada event seperti ini,” katanya.
Minho berharap, setelah tema Barbie Concept, GSI bisa menggelar peragaan busana dengan tema-tema Nusantara yang kaya akan budaya.
“Semoga bisa dikonsep tema Nusantara. Kita punya banyak ragam tradisional dari pakaian dan makanan. Kita bisa kreasikan untuk ditampilkan ke masyarakat,” harapnya.
Sementara itu, Citra Handayani sebagai fashion designer menyambut positif kegiatan yang digelar pendukung Ganjar Pranowo itu. Dengan adanya street fashion ini, anak muda diedukasi bahwa pakaian modis tidak harus mahal.
“Penting banget sih tema yang diangkat kali ini, salah satunya rework (daur ulang) pakaian bagi para generasi Z. Apalagi anak-anak sekarang kan hobi belanja baju dan bikin menumpuk di rumah yang enggak terpakai, padahal itu sangat bermanfaat jika didaur ulang,” ujar Citra.
Karena itu, dia memberikan contoh kepada pemuda cara mendaur ulang pakaian bekas menjadi baju yang modis dan terlihat keren sehingga layak dipamerkan dalam street fashion kali ini.
“Di sini kami ikut demonstrasi gimana sih baju-baju yang enggak terpakai bisa bertambah valuenya,” ungkapnya.
Dalam kegiatan itu, perempuan berusia 22 tahun tersebut mendaur ulang pakaian yang dikenakan oleh ikon CFW Ale dengan mengusung tema Barbie.
“Tadi kami rework baju untuk Ale dan Tamara. Kami mengusung tema Barbie dengan konsep kasual,” ucapnya.
Citra berharap para generasi milenial bisa memanfaatkan pakaian bekas untuk didaur ulang menjadi busana modis dengan kreativitas masing-masing.
“Harapannya, anak muda bisa memanfaatkan pakaian yang ada di rumah yang tidak terpakai bisa bernilai lagi dengan me-rework,” tutupnya. (Joesvicar Iqbal/msb)