IPOL.ID– Isu Kekeringan yang disebabkan fenomena El Nino mulai dirasakan sejumlah daerah di Indonesia. Musim kering yang berkepanjangan ini mempengaruhi masa tanam di lahan persawahan Indonesia, termasuk Provinsi Jawa Timur (Jatim).
Isu kekeringan di sejumlah wilayah pun dikabarkan akan berimbas pada pasokan stok pangan di di Jakarta.
Menanggapi itu, Dirut Food Station Pamrihadi Wiraryo mengungkapkan hal tersebut merupakan isu yang dilebih-lebihkan.
“Itu kan seperti rasa ketakutan buatan dan cenderung di lebih-lebih kan. Jika rasa ketakutan berlebih itu mulai tumbuh di masyarakat tentunya akan menimbulkan penimbunan atau pun panik buying di masyarakat,” ujarnya di acara Peran BUMD Dalam Mendongkrak Ekonomi Jakarta, Senin (14/8).
Dengan adanya upaya menciptakan ketakutan buatan. Pamrihadi mengkhawatirkan hal itu akan menimbulkan kepanikan di masyarakat yang berimbas pada panik buying.”Tentunya food station perlu meredam isu seperti itu. Karena betkaca pada pengalaman tahun 1998, isu tarik uang membuat ekonomi Indonesia kolaps saat itu,” katanya.
Meski begitu, untuk kurun waktu beberapa bulan terakhir, Pamrihadi mengakui dampak fenomena El Nino mempengaruhi produksi beras. Namun, kata dia hal itu bisa ditanggulangi dengan import beras yang dilakukan oleh pemerintah pusat.
“Dampak El Nino pada 2026 lalu produksi beras mengalami penurunan 5,8 persen, 2015 sebesar 1,4 persen. Nah untuk 2023, 2,1 persen atau sekitar 1 juta ton beras. Tapi saat ini kita malah import besar sebanyak 2,5 juta ton. Tentu dengan seperti itu ketahanan pangan kita sudah terjaga,” katanya.(Sofian)