IPOL.ID – Gibran Rakabuming Raka digadang-gadang sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) kuat. Jika Gibran menjadi Cawapres dari Prabowo Subianto, pasangan itu bisa melampaui pasangan Ganjar Pranowo-Sandiaga Uno dan Anies Rasyid Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Hal tersebut diungkapkan dalam survei terbaru oleh lembaga Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA. Gibran merupakan satu-satunya wakil generasi milenial. Di tahun ini juga, tingkat pengenalan dan kesukaan Gibran sangat tinggi.
Peneliti LSI, Ardian Sopa mengatakan bahwa Gibran di mata generasi milenial, dan pertarungan cawapres 2024. Karena pada waktunya, lahir pemimpin nasional dari generasi ini.
“Akankah Gibran jadi Cawapres pertama dari generasi ini? Generasi milenial untuk mereka lahir setelah Tahun 1981. Kini usia mereka 42 tahun kebawah. Sedangkan generasi Z bagi warga yang lahir setelah Tahun 2012. Usia mereka 21 tahun ke bawah. Untuk kepentingan pemilu disertakan dalam riset hanya mereka punya hak memilih, 17 tahun keatas,” kata Ardian Sopa di kantor LSI di kawasan Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (14/8).
Di Tahun 2023, generasi milenial ditambah generasi Z sudah punya hak pilih, jumlah mereka sangat signifikan, 47.7%. Sehingga di antara semua nama cawapres beredar. Per data Juli 2023, jika Gibran menjadi Cawapres Prabowo, pasangan itu sudah melampaui pasangan Ganjar-Sandiaga dan Anies-AHY.
“Tapi memang, data Juli 2023, siapapun cawapres Prabowo di antara Gibran, Erick Thohir, Airlangga Hartarto dan Muhaimin Iskandar, elektabilitas pasangan itu masih di atas pasangan lain,” ujar Ardian dalam konfrensi pers hasil temuan survei bertema Gibran, Generasi Milenial, dan Pertarungan Cawapres 2024.
Kemudian simulasi tiga Calon Presiden (Capres), Prabowo tertinggi dengan elektabilitas sebesar 38.2%. Di urutan kedua, Ganjar dengan elektabilitas sebesar 35.3%. Ketiga, elektabilitas Anies 18.4%.
“Hal tersebut terlihat tren elektabilitas tiga capres dari tracking survei Tahun 2023 pada Januari, Mei, Juni, Juli”.
Lebih jauh, Ardian menerangkan, untuk simulasi cawapres, diasumsikan Ganjar berdampingan Sandi, Anies-AHY. Lalu dua pasangan itu berhadapan dengan Prabowo, disimulasikan pasangan cawapresnya berganti-ganti, mulai dari Gibran, Erick, Airlangga dan Muhaimin.
Bagaimana hasilnya? Ardian menjelaskan, simulasi tiga pasang Capres, Prabowo- Gibran tertinggi dibanding Ganjar-Sandiaga, dan Anies-AHY. Prabowo-Gibran dipilih oleh 38.8%, Ganjar-Sandi dipilih 33.1%. Anies-AHY dipilih oleh 16.4%.
Simulasi Prabowo berpasangan Erick, tetap paling unggul dibanding Ganjar-Sandi dan Anies-AHY. Prabowo-Erick dipilih oleh 38.9%. Ganjar-Sandi dipilih oleh 34.4%. Anies-AHY dipilih oleh 15.8%.
Jika Prabowo berpasangan Airlangga, pasangan itu juga masih paling unggul dibanding Ganjar-Sandi dan Anies-AHY. Prabowo-Airlangga dipilih 37.5%. Ganjar-Sandi dipilih oleh 35.9%. Anies-AHY dipilih oleh 20.2%.
Menurutnya, posisi elektabilitas Prabowo sudah cukup tinggi sebagai Capres. Siapapun jadi wakil presidennya, tidak lagi terlalu menjadi faktor penentu kemenangan.
“Dari simulasi empat nama di atas, baik dipasangkan dengan Gibran, Erick, Airlangga atau Muhaimin, pasangan Prabowo memimpin,” ungkap Ardian.
Dalam segi pemilih, dari segmen pendidikan, publik dengan pendidikan SD, SMP, dan SMA paling banyak memilih Prabowo-Gibran. Untuk tingkat SD, misalnya, pemilih Prabowo-Gibran 42.7%.
Sedangkan pemilih Ganjar-Sandi 31.9%, Anies-AHY sebesar 14.0%. Sedangkan pemilih dengan pendidikan D3 keatas paling banyak memilih Ganjar-Sandi (33.9%). Pemilih Prabowo-Gibran 29.0%. Pemilih Anies-AHY 24.2%.
Dari sisi ekonomi (pendapatan), masyarakat berpendapatan 2juta/bulan kebawah paling banyak memilih Prabowo-Gibran. Mereka dipilih oleh 42.3%. Ganjar-Sandi 28.6%. Anies-AHY 14.9%.
Dari sisi pemeluk agama, Prabowo-Gibran unggul di pemilih Islam. Mereka dipilih oleh 39.7%. Sedangkan Ganjar-Sandi: 31.0%. Anies-AHY 17.7%. Sebaliknya, di kalangan pemilih non-Islam unggul Ganjar-Sandi 50.0%. Prabowo-Gibran 31.1%. Anies-AHY 17.7%. Namun kalangan minoritas menjadi titik lemah Prabowo-Gibran. Di segmen ini, mereka kalah telak dari Ganjar-Sandi selisih 18.9%.
Selanjutnya, dari sisi pemilih partai, Prabowo-Gibran unggul di pemilih Gerindra, Golkar, PKB, PAN, dan PPP. Ganjar-Sandi unggul di pemilih PDIP. Anies-AHY unggul di pemilih Nasdem dan PKS, dan Demokrat. Sisi gender, Prabowo-Gibran unggul baik di pemilih laki-laki maupun di pemilih perempuan.
Kekuatan Gibran dibandingkan Cawapres Erick, Airalngga, dan Muhaimin. Popularitas Gibran paling tinggi dibandingkan Erick, Airlangga dan Muhaimin. Popularitas Gibran pun sebesar 66.5%, Erick sebesar 61.8%. Airlangga 52.3%, sedangkan Muhaimin hanya 43.1%.
Saat ini, ungkap dia, usia Gibran 35 tahun, lahir pada 1 Oktober 1987. Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 Pasal 169 huruf q, mensyaratkan usia capres maupun cawapres harus 40 tahun keatas.
“Ini hambatan Gibran tuk jadi Cawapres Prabowo. Tapi UU itu sedang di gugat di Mahkamah Konstitusi (MK),” ujarnya.
Menurutnya, jika UU itu mengubah batas usia minimal capres dan cawapres menjadi 35 tahun, maka Gibran secara hukum potensial jadi satu-satunya cawapres dari generasi milenial.
“Satu-satunya penghambat Gibran tuk jadi Cawapres hanyalah ketentuan UU soal batas umur. Jika Mahkamah Konstitusi mengabulkan tuntutan mengubah batas minimal usia ke 35 tahun untuk capres dan cawapres, maka matahari baru bersinar ke Gibran,” katanya.
Ada tiga kekuatan utama Gibran jika UU meloloskannya. Pertama, dia satu-satunya wakil generasi milenial dalam pertarungan Pilpres Indonesia di 2024. Kini generasi milenial dan generasi Z (punya hak pilih), jumlahnya 4.47%.
Kedua, Gibran paling terasosiasi dengan Joko Widodo yang approval ratingnya (tingkat kepuasan publik) sangat tinggi 80%. Gibran paling terkena ‘Jokowi Effect’.
“Tak hanya menguntungkan Gibran, tapi juga menguntungkan Prabowo,” tandasnya.
Ketiga, Gibran berasal dari Jawa Tengah. Ini wilayah kemenangan Ganjar terbesar. Justru Gibran akan memecah suara Ganjar, yang kini menjadi saingan terdekat Prabowo.
Namun bukankah Sandiaga melakukan hal sama? Ardian menambahkan, dari Gerindra kini Sandiaga pindah ke PPP, melawan capres dari partai Gerindra, yang dulu juga partainya sendiri.
“Tersedia tiga bulan waktu tersisa sejak saat ini tuk sebuah momen, Gibran satu- satunya wakil dari generasi milenial yang sah menjadi Cawapres atau tidak sama sekali,” tutup dia. (Joesvicar Iqbal/msb)