IPOL.ID – Puluhan negara berkumpul di Jeddah mendiskusikan perdamaian dalam perang Ukraina vs Rusia. Sejumlah hal dibicarakan, seperti pelestarian integritas Ukraina, gencatan senjata di sepanjang garis depan, awal pembicaraan yang ditengahi PBB, dan pertukaran tahanan.
“Peserta dalam konsultasi Jeddah tentang Ukraina membahas rencana perdamaian lain bersama dengan apa yang disarankan oleh Presiden Ukraina Vladimir Zelensky,” kata kantor berita DPA, Senin (7/8).
Menurut sumber, rencana baru itu disampaikan oleh negara tuan rumah – Arab Saudi, bersama sejumlah negara lain. Rencana tersebut membayangkan pelestarian integritas Ukraina, gencatan senjata di sepanjang garis depan, awal pembicaraan yang ditengahi PBB, dan pertukaran tahanan.
“Arab Saudi telah memberi tahu Rusia tentang konsultasi tersebut,” kata DPA.
Awalnya, menurut sumber DPA, direncanakan hanya membahas apa yang disebut rencana perdamaian Zelensky.
Jeddah menjadi tuan rumah konsultasi penyelesaian konflik di Ukraina pada 5-6 Agustus. Delegasi dari lebih dari 30 negara, termasuk Brasil, Inggris, India, China, Amerika Serikat, Afrika Selatan, dan negara-negara Uni Eropa, ikut ambil bagian. Rusia belum diundang.
Juru Bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mengatakan, Moskow akan mengawasi pertemuan perdamaian Ukraina di Arab Saudi, tetapi tujuannya belum dipahami.
Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, pertemuan di Arab Saudi tidak akan sia-sia, jika itu membantu Barat menyadari bahwa apa yang disebut rencana perdamaian Presiden Ukraina Vladimir Zelensky adalah jalan buntu.
Mengomentari konsultasi Jeddah, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengakui bahwa pandangan Afrika Selatan, Brasil, dan China tentang perkembangan di Ukraina berbeda dari pandangan Eropa.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengatakan kepada TASS bahwa Rusia akan membahas hasil pertemuan Jeddah dengan mitra BRICS yang ikut serta di dalamnya. (ahmad)