“Saya kaget dan senang karena bisa menjadi bagian dari Asesmen Nasional. Dalam prosesnya, saya dapat memahami beragam hal tentang Asesmen Nasional melalui informasi-informasi dari kepala sekolah, guru-guru, serta internet, khususnya media sosial Kemendikbudristek. Saya juga memahami bahwa Asesmen Nasional tidak mempengaruhi nilai dan kelulusan.
Melalui Asesmen Nasional, saya menyadari bahwa yang perlu kita lakukan sebagai peserta didik adalah membiasakan diri untuk belajar, berdiskusi, dan membaca soal yang berbasis literasi untuk meningkatkan kualitas diri,” ujarnya.
Pada webinar tersebut, Iwan Syahril kembali menegaskan bahwa Asesmen Nasional berbeda dengan Ujian Nasional (UN). Program ini merupakan bagian dari transformasi dunia pendidikan menuju Indonesia Emas. Ia menuturkan, fokus utama dalam dunia pendidikan adalah murid, karena murid adalah kunci pembentukan peradaban masa depan untuk Indonesia maju.
“Maka dari itu Kemendikbudristek menyelenggarakan Asesmen Nasional yang fokus kepada kemampuan literasi, numerasi, dan karakter peserta didik. Tujuannya adalah untuk menciptakan SDM yang memiliki kemauan dan kemampuan sebagai pembelajar sepanjang hayat,” ujar Iwan Syahril.