IPOL.ID – Mari kita kenali Tantrum hal yang sering kita temui pada anak-anak. Tantrum pada anak ini bisa membuat orang tua menjadi frustasi.
Mari kita bahas tantrum pada anak dari berbagai sumber, agar Moms dan Dads bisa memperlakukan amukan ini sebagai kesempatan untuk mengajari anak hal yang benar.
Amukan kemarahan bisa terjadi dari merengek dan menangis hingga berteriak, menendang, memukul, dan menahan napas.
Hal ini sama-sama umum terjadi pada anak laki-laki dan perempuan dan biasanya terjadi antara rentang usia 1 hingga 3 tahun.
Anak dengan usia 1 dan 2 tahun memiliki kendala bahasa yang belum lancar, sehingga anak belum bisa mengenali emosi yang dirasakannya.
Namun, perlu diingat bahwa tantrum adalah bagian normal dari perkembangan anak. Begitulah cara anak kecil menunjukkan bahwa mereka kesal atau frustrasi.
Tantrum pada anak usia 1-3 tahun adalah hal yang biasa terjadi. Ini karena keterampilan sosial dan emosional anak-anak baru mulai berkembang pada usia ini.
Mereka mungkin sedang menguji kemandirian mereka, dan menemukan bahwa cara mereka berperilaku dapat memengaruhi cara orang lain berperilaku.
Jadi tantrum pada anak adalah salah satu cara anak kecil mengekspresikan dan mengelola perasaan, dan mencoba memahami atau mengubah apa yang terjadi di sekitar mereka.
Ini beberapa hal yang dapat membuat tantrum pada anak adalah:
1. Temperamen. Dapat memengaruhi seberapa cepat dan kuat reaksi anak-anak terhadap hal-hal seperti peristiwa yang membuat frustrasi. Anak-anak yang mudah marah mungkin lebih cenderung mengamuk.
2. Stres, lapar, kelelahan, dan stimulasi berlebihan. Hal ini dapat mempersulit anak-anak untuk mengekspresikan dan mengelola perasaan dan perilaku.
3. Situasi yang tidak dapat diatasi oleh anak-anak. Misalnya, balita mungkin kesulitan mengatasinya jika anak yang lebih besar mengambil mainan.
4. Emosi yang kuat. Misalnya kekhawatiran, ketakutan, rasa malu dan amarah dapat menjadi beban bagi anak-anak.
Ketika menghadapi anak yang sedang tantrum, kita tidak boleh panik atau ikut terbawa emosi.
Kita harus bisa menghadapinya secara tenang agar kondisi tantrum anak tidak semakin parah. Untuk mengatasinya kamu bisa mengikuti tips berikut ini:
1. Tetap Tenang
Ketika anak sedang mengalami tantrum sebaiknya jangan panik, karena akan membuat kamu menjadi tidak bisa berpikir jernih untuk menghadapi perilaku anak. Hindari memarahi anak pada saat tantrum. Cobalah untuk menarik napas dalam dan tenang. Apabila sudah tenang kamu bisa berpikir langkah apa yang akan dilakukan selanjutnya.
2. Memberi Ruang Kepada Anak
Cara menghadapi anak tantrum yang selanjutnya adalah berikan anak ruang untuk meluapkan semua emosinya. Usahakan tetap dampingi anak dari jarak dekat agar kamu bisa memantau perilaku yang menyakiti seperti memukul, menendang, atau menggigit.
3. Tunjukkan Empati
Anak-anak cenderung lebih sering mengalami tantrum. Pada saat anak sedang tantrum, kita tidak boleh mengekang anak seperti mencubit atau memukul. Cobalah untuk memberikan pelukan yang hangat serta membisikkan kata-kata yang menenangkan. Ciptakan suasana positif dengan menunjukkan empati kepadanya. Pengertian kamu terhadap masalah sang anak akan membuatnya menjadi lebih tenang
4. Pastikan Anak Aman
Ketika kamu sedang memberi ruang kepada anak, kamu juga harus memperhatikan kondisi yang ada disekitar anak. Pastikan posisi anak aman dan jauhkan benda-benda yang berbahaya agar tidak melukai anak.
5. Alihkan Perhatian Anak
Cara atasi tantrum yang terakhir adalah dengan mengalihkan perhatian sang anak. Biasanya anak kecil mudah untuk melupakan sesuatu dan tertarik dengan hal yang baru. Misalnya berikan ia mainan yang lain atau berikan camilan kesukaannya.
Nah, cara diatas bisa kamu coba ketika sedang menghadapi anak yang tantrum.
Tetapi ketika anak sudah berusia lebih dari 5 tahun dan masih tantrum berulang-ulang dengan kondisi yang sama maka kamu bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis agar tantrum pada anak segera tertangani dengan ahlinya.(Vinolla)