Saat ini, kata dia, sudah ada beberapa kebun raya dan arboretum di Papua. Namun masih sangat terbatas bila dibandingkan dengan jumlah yang harus dikonservasi.
Sejalan dengan apa yang dilakukan Krisma, Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Papua Agustinus Murdjoko mencatat, masih terbatasnya spesimen herbarium yang berasal dari kawasan Papuasia.
“Koleksi herbarium kami masih terbatas jika dibandingkan daerah lain di Indonesia. Padahal, keragaman floranya sangat tinggi,” ungkap Murdjoko dilansir brin.go.id.
Dia menyebutkan, beberapa kondisi yang menjadi tantangannya bersama tim, seperti aksesibilitas dan biaya ekspedisi yang terbatas, jumlah dan kualitas peneliti yang masih sedikit, terutama para taksonom. Dia berharap, dapat meningkatkan kerja sama dengan BRIN dan stakeholder lainnya.
Di sisi lain, Murdjoko melihat peluang untuk tetap melakukan penelitian lapangan dan pengumpulan data, untuk menghasilkan publikasi internasional. Kemajuan teknologi informasi sangat mendukung upaya pengumpulan data dan kajian potensi flora Papuasia.