“Kekuatan kita sudah pasti ada pada aspek kepelbagaian atau Bhinneka Tunggal Ika. Kita memiliki keragaman di dalam masyarakat dan komunitas kita dari latar belakangnya, pahamnya, agamanya dan juga budaya, namun yang penting keragaman itu masih berjalan dalam situasi damai,” ujarnya.
Aspek kosmopolitan harus ditegakan dengan perbedaan-perbedaan yang ditimbulkan di negara kita. Harus ada rasa keterbukaan, rasa hormat, dan rasa ingin hidup bersama. Kemampuan dalam segi sejarah dapat bangkit dan bangun dengan kekuatan, bahkan mampu menandingi negara yang melakukan penjajahan ke negara kita.
“Peradaban kami bangun bukan dengan sudut kekerasan, malahan kalau kita melihat aspek pembangunan dan penyebaran di wilayah kita ini kebanyakannya disebar dan dikembangkan melalui jalan damai bukan dengan jalan peperangan,” lanjutnya.
Aspek bagaimana untuk mengembangkan potensi dengan saling belajar di antara satu sama lain. Malahan kalau di lihat sejarah Malaysia dan Indonesia ini kejar mengejar. Reformasi di Indonesia tahun 1998 di Malaysia juga ada banyak persamaan. Saling belajar antara satu sama lain yang mematangkan dan mampu untuk mengambil dan mencari kebaikan dan kekuatan.