IPOL.ID – Jumlah korban tewas gempa yang terjadi di Maroko dilaporkan terus bertambah.
Kini, tercatat jumlah korban tewas meningkat menjadi 2.012 orang pada hari Minggu (10/9) pagi, demikian pernyataan dari kementerian dalam negeri.
Sementara itu, jumlah korban luka-luka meningkat menjadi 2.059 orang, termasuk 1.404 orang yang berada dalam kondisi kritis.
“Sedikitnya 2.012 orang dipastikan tewas, sementara 2.059 orang terluka, termasuk 1.404 orang dalam kondisi kritis,” demikian pernyataan Kementerian Dalam Negeri Maroko, dikutip dari AFP.
Dari jumlah tersebut, 1.293 korban tewas tercatat di provinsi Al-Haouz, pusat gempa, dan 452 orang di provinsi Taroudant, dua daerah terparah dua daerah yang paling parah terkena dampak.
“Pihak berwenang masih bergerak untuk meningkatkan operasi penyelamatan dan mengevakuasi para korban,” tambah pernyataan kementerian.
Gempa berkekuatan 6,8 skala Richter terjadi pada hari Jumat (8/9), di daerah pegunungan yang berjarak 72 kilometer (45 mil) barat daya kota wisata Marrakesh, demikian dilaporkan oleh US Geological Survey.
Gempa paling mematikan di Maroko selama beberapa dekade, pihak berwenang telah menyatakan tiga hari berkabung nasional, karena tim penyelamat melanjutkan mencari korban yang selamat.
Sementara itu, para warga masih mencari korban yang tertimbun di lereng-lereng bukit, di rumah-rumah hancur, dan masjid roboh
Di desa Amizmiz yang dekat dengan pusat gempa, para petugas penyelamat memunguti reruntuhan dengan tangan kosong.
Batu-batu yang berjatuhan menutup jalan-jalan yang sempit. Di luar rumah sakit, sekitar 10 mayat terbaring berselimut sementara kerabat yang berduka berdiri di dekatnya.
“Ketika saya merasakan bumi berguncang di bawah kaki saya dan rumah saya miring, saya bergegas mengeluarkan anak-anak saya. Tapi tetangga saya tidak bisa,” kata Mohamed Azaw dikutip Reuters.
“Sayangnya tidak ada seorang pun yang ditemukan dalam keadaan hidup dalam keluarga itu. Ayah dan anak laki-laki ditemukan tewas dan mereka masih mencari ibu dan anak perempuannya.” (far)