Menurut Suyitno, pelatihan literasi dan numerasi ini sangat penting karena berkaitan erat dengan peningkatan nilai PISA (Programme for Internasional Student Assessment) Indonesia yang harus ditingkatkan. “Nilai PISA negara kita yang diukur dari kualitas literasi, numerasi, dan sains, rendah dan stagnan. Sejak keikutsertaan Indonesia dari 2000 hingga 2022, nilainya secara rata-rata stagnan, tidak ada peningkatan signifikan,” sebutnya.
“Antara 2000 dengan 2018, bedanya hanya jumlah partisipasi siswa saja. Tahun 2000 ada 46% siswa berusia di bawah 15 tahun yang berpartisipasi, sedang tahun 2018 ada 85%,” tuturnya.
Suyitno meminta agar semua guru bisa mengikuti pelatihan literasi dan numerasi. “Para guru harus mengikuti pelatihan literasi dan numerasi ini, karena skor anak-anak kita yang 100 poin di bawah rata-rata mengindikasikan bahwa kemampuan literasi, berhitung dan sains mereka tertinggal 2,5 tahun dibanding anak-anak 15 tahun di negara-negara OECD (Red: Organization for Economic Cooperation and Development),” tambahnya.