IPOL.ID – BUMN PT Permodalan Nasional Madani (PNM) terus menggenjot inklusi keuangan. Khususnya pada sektor pembiayaan ultra mikro melalui program group lending PNM Mekaar. Hingga akhir Agustus 2023, program ini sudah menyalurkan pendanaan sebesar Rp44 triliun.
“Di segmen ultra mikro demand nya masih cukup tinggi dan terus tumbuh, bahkan pada saat pandemi hingga sekarang,” ujar Dirut PT PNM, Arief Mulyadi saat berbincang dengan CNBC Indonesia di Jakarta baru-baru ini.
PNM sendiri, lanjutnya, terus berkomitmen pada literasi dan inklusi keuangan, khususnya terhadap perluasan pembiayaan sektor usaha mikro di Indonesia.
Diterangkan Arief, sementara industri keuangan lain pada saat pandemi mengalami pelandaian penyaluran kredit, PNM justru kebalikannya. Hal ini bisa terlihat dari jumlah nasabah.
Tercatat pada Desember 2019, nasabah Mekaar masih di angka 6 juta orang dengan besar pembiayaan mencapai Rp20 triliun. Pada Desember 2020 meningkat menjadi 7,8 juta orang dengan jumlah pembiayaan Rp24 triliun.
“Angka tersebut terus tumbuh, dimana penyaluran di 2021 menjadi Rp44 triliun, dan 2022 tercatat Rp62 triliun,” katanya.
Artinya, lanjut Arief, potensi masyarakat terhadap untuk mendapatkan akses berupa inklusi keuangan masih cukup besar. “Kami simpulkan masyarakat kita yang belum dapat akses pembiayaan keuangan dari lembaga keuangan seperti PNM masih banyak, ini yang kami akan terus garap,” tambah Arief Mulyadi.
PNM sendiri, menurut Arief, masih terus membutuhkan dukungan permodalan. Apalagi dengan bisnis utama persero yang semakin tumbuh, tentunya pada 2024 pendistribusian modal untuk ultra mikro dan UMKM diprediksi terus menanjak.
“Modal tetap kami butuhkan. Sejauh ini portofolio permodalam kami, sebanyak enam persen berasal dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP), yakni BLU di bawah Kemenkeu, 40 persen, dari pasar modal, dan sisanya dari perbankan,” tutup Arief. (tim)