Untuk pengoperasian yang presisi, PIBOT memiliki kamera di bagian muka, lengan, dan bagian depan tubuhnya untuk membantu mengidentifikasi dan memanipulasi berbagai sakelar dengan lengan robotik di lingkungan yang bergetar dan untuk mendeteksi situasi di dalam dan luar pesawat.
Robot ini juga dapat menghafal seluruh peta navigasi Jeppesen, hal yang mustahil dilakukan oleh pilot manusia. Peta navigasi Jeppesen adalah peta topogorafi yang menjadi alat bantu navigasi pesawat atau kapal laut.
“Pilot manusia memang hebat dan memahami konteks serta menangani situasi yang kompleks, namun mereka sering kali gagal mengingat secara detil panduan penerbangan, terutama ketika mereka sedang menghadapi masalah. PIBOT mampu memahami dan mengingat secara harfiah semua yang ada dalam panduan, dan kemudian mereka dapat menjalankannya tanpa emosi apa pun. Artinya tidak ada kepanikan dalam situasi darurat. Mereka dapat menangani situasi tersebut sesuai dengan panduan dalam hitungan mikrodetik,” papar Shim.
Sebuah tim peneliti Korea Selatan telah mengembangkan pilot robot humanoid canggih yang disebut PIBOT, yang dapat memahami pedoman penerbangan dan mengoperasikan seluruh proses penerbangan dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI).