IPOL.ID – Para pedagang di Pasar Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur menjerit, lantaran harga ayam potong tidak kunjung turun sejak Idul Fitri 1444 Hijriah atau bulan April 2023 lalu.
Pedagang di Pasar Ciracas, Rohmah mengungkapkan, kenaikan harga ayam memang terjadi saat di tingkat peternak, sehingga para pedagang di Pasar Ciracas ini hanya bisa mengikuti kenaikan harga yang ditetapkan.
Rohmah berharap pemerintah dapat cepat mengambil langkah untuk menurunkan harga ayam agar tidak memberatkan. Mengingat daya beli masyarakat belum pulih total dari dampak pandemi Covid-19.
“Harapannya ya cepat turun. Kalau dulu kan harga ayam naik sebentar terus turun lagi, sekarang enggak naik terus. Sempat turun tiga hari, tapi habis itu harga langsung naik lagi,” ungkap Rohmah di Pasar Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (19/9).
Harapan para pedagang pasar bukan tanpa sebab, dijelaskannya, hingga kini harga ayam per ekornya melonjak pada kisaran Rp5 ribu hingga Rp10 ribu, sehingga memberatkan daya beli masyarakat.
“Harga ayam yang kecil sekarang saja Rp35 ribu, sebelumnya Rp28 ribu. Ukuran sedang Rp50 ribu, sebelumnya Rp45 ribu,” kata Rohmah.
Sedangkan untuk harga ayam per ekor ukuran paling besar dengan bobot sekitar dua kilogram melonjak dari yang sebelumnya berkisar Rp70 hingga Rp75 ribu menjadi Rp80 ribu.
Kenaikan harga ayam tersebut membuat pedagang ayam potong di Pasar Ciracas harus merogoh modal hingga mencapai 50 persen dari biasanya. Sebaliknya jumlah pembeli menjadi berkurang drastis.
“Omzet berkurang sampai separuhnya, 50 persen. Pembeli juga jadinya berkurang, pada mengeluh rata-rata kenapa harga mahal. Saya jelaskan ya memang belum turun, kalau sudah saya pasti turunkan,” tukas dia juga mengeluhkan hal itu. (Joesvicar Iqbal)