Membahas sekilas judul, lanjut Saomi, paradoks adalah pernyataan yang seolah – olah bertentangan, berlawanan dengan pendapat umum atau kebenaran. Akan tetapi kenyataannya mengandung kebenaran. Sedangkan starbucks adalah sebuah kedai kopi yang pertama kali didirikan di Seattle, USA. Starbucks Coffe dikenal sebagai tempat bersantai dan tempat untuk bersosialisasi bagi masyarakat urban Amerika Serikat.
Dijelaskan Saomi, kopi dilihat secara umum hakikatnya adalah minuman yang menjadi pilihan di kala waktu santai dan berkumpul bersama orang-orang terdekat. Pada era milenial, seperti sekarang, kopi hadir dengan berbagai macam varian yang membuatnya mampu menarik minat anak-anak muda. Selain nikmat, ternyata ada banyak filosofi kopi yang relevan dengan berbagai aspek kehidupan sehari-hari. “Secangkir kopi bukan sekadar minuman, akan tetapi mengandung banyak hal yang bisa diambil. Hal itu mulai dari teknik pengolahan, pemilihan biji kopi, sampai rasa,” ucapnya.
Saomi mengatakan bahwa sebenarnya tema buku tersebut adalah perdagangan kopi namun tidak menyinggung sisi ekonomi namun soal gaya. Budaya / gaya dilihat dari tempat dan lingkungan, contohnya budaya dan gaya urban yang lebih cenderung dilihat dari pola hidup fesyen komunitas. Bagi penikmat kopi lebih dalam penyajian nyaman biasanya disebut Starbuck. Artinya, identintas lingkungan/ suatu tempat perkotaan dikatakan maju atau tidak bisa dilihat salah satunya tentang keberadaan Starbucks. Starbucks menyimbolkan lingkungannya yang maju.