IPOL.ID – PT Telkom Indonesia (Persero) terus mendorong pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) binaannya hingga menembus pasar internasional.
Salah satunya adalah Kopi Puntang, sebuah UMKM Rumah Binaan BUMN Telkom Soreang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.
UMKM tersebut sukses memasarkan produk green bean (biji kopi) unggulannya hingga ke Belanda dan Jerman. Kopi Putang telah memproduksi jenis kopi arabika dan robusta dengan berbagai macam prosesing. Di antaranya Sunda Typica dan Wine. Namun pesanan ekspor dua negara ini masih pada biji kopi Sunda Typica.
“Tahun ini produk green ben itu dua ton itu ada ekspor. Kalau Wine belum ada, kalau untuk Sunda Typica yang natural dan single origin natural sudah,” ujar Manager Operasional Kopi Puntang, Aditya Maulana dalam sebuah wawancara di Kabupaten Bandung, Kamis (21/9).
Dikatakannya, jumlah ekspor biji kopi ke kedua negara eropa tersebut tergolong tinggi. Ia pun optimistismis, Kopi Puntang bisa semakin digemari dan sukses di kancah internasional.
“Ekspor dua negara itu besaranya mencapai sekitar 300 kiloan, kalau gak salah untuk lot pertama. Untuk ekspor ini dua tahun terakhir dari tahun kemarin dan tahun ini,” ungkapnya.
Aditya mengaku cukup bangga produk asli Jawa Barat bisa turut dinikmati warga Eropa.
“Bagus makanya repeat order. Untuk keloter pertama karena produk pascapanen, produk baru ada banget itu 300 kilo. Bukan per bulan jadi ini baru sebulan terakhir kami mengiriminya,” katanya.
Meski tembus luar negeri, Kopi Puntang sendiri pada dasarnya masih fokus untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Sebab, permintaan di dalam negeri cukup tinggi dan tidak menyasar satu jenis kopi seperti pasar Eropa.
Produksi pasar domestik biji Kopi Puntang dengan berbagai macam, dalam satu tahun mencapai sekitar sembilan ton. Pasar paling banyak ada di Kota Bandung, DKI Jakarta, dan Bali.
“Kami dahululan lokal karena pasar domestik ini lebih tinggi dan lebih bagus kecuali untuk beberapa jenis kopi. Rencana ekspansi paling besar ya untuk Sunda Typica, tapi kami ada kendala produksi dari pohon belum terlalu banyak,” kata dia.
Aditya menambahkan, kondisi Kopi Puntang sendiri kini membutuhkan banyak dukungan modal untuk pengembangan produksi dan pemasangan. Sebab kata dia, sangat jarang ada pemodal yang mau ekspansi dari sektor hulu.
“Modal bukan kesulitan lagi tapi kekurangan,” pungkasnya.(Yudha Krastawan)