IPOL.ID – Sedikitnya 29 tentara Niger tewas dalam serangan kelompo jihadis di dekat perbatasan negara itu dengan Mali, kata junta Niger, saat mereka berjuang untuk mengakhiri serentetan serangan.
Lebih dari 100 ekstremis menggunakan bahan peledak rakitan untuk menargetkan pasukan keamanan negara Afrika Barat yang dikerahkan di daerah perbatasan dalam sebuah operasi pembersihan, kata Menteri Pertahanan Niger Letnan Jenderal Salifou Mody mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin malam.
Ini adalah serangan kedua terhadap tentara Niger dalam seminggu.
Mengutip Associated Press, selama sebulan setelah militer Niger merebut kekuasaan, kekerasan yang terutama terkait dengan para ekstremis melonjak lebih dari 40%, menurut Armed Conflict Location & Event Data Project.
Serangan jihad yang menargetkan warga sipil meningkat empat kali lipat pada bulan Agustus dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dan serangan terhadap pasukan keamanan meningkat di wilayah Tillaberi, menewaskan sedikitnya 40 tentara, demikian laporan proyek tersebut
Serangan ini sayangnya menyebabkan gugurnya beberapa prajurit kami yang gagah berani,” kata Mody pada hari Senin.
“Penilaian sementara dari serangan ini adalah sebagai berikut: di pihak kawan, 29 tentara gugur. Di pihak musuh, beberapa lusin teroris berhasil dinetralisir, lima belas sepeda motor dihancurkan, sejumlah besar senjata dan amunisi disita.”
Junta, yang mengambil alih kekuasaan setelah kudeta pada bulan Juli terhadap pemerintah Niger yang terpilih secara demokratis, mengumumkan masa berkabung nasional selama tiga hari untuk para korban tewas.
Junta ini mengulangi klaim yang dibuat di masa lalu bahwa “operasi destabilisasi” sedang dilakukan oleh “kekuatan asing tertentu dengan keterlibatan pengkhianat Nigeria,” tanpa rincian atau bukti lebih lanjut.
Di bawah tekanan yang meningkat sejak kudeta terhadap Presiden Nigeria Mohamed Bazoum, yang menurut militer dilakukan karena tantangan keamanan Niger, junta berjanji bahwa semua upaya akan dilakukan untuk menjamin keamanan masyarakat dan properti mereka di seluruh wilayah nasional.
Niger telah memerangi pemberontakan jihad yang terkait dengan al-Qaida dan kelompok ISIS selama bertahun-tahun.
Dan kapasitas junta untuk meningkatkan keamanan Niger semakin dipertanyakan akhir-akhir ini karena serangan-serangan meningkat sejak tentara pemberontak digulingkan pada bulan Juli.
Niger dipandang sebagai salah satu negara demokratis terakhir di wilayah Sahel Afrika yang dapat digandeng oleh negara-negara Barat untuk memukul mundur pemberontakan jihad di wilayah yang luas di bawah Gurun Sahara ini. Amerika Serikat, Prancis, dan negara-negara Eropa lainnya menggelontorkan ratusan juta dolar untuk mendukung militer Niger. (Far)
29 Tentara Niger Tewas dalam Serangan Teroris Dekat Perbatasan Mali
