Usai dideklasikan, langsung dilakukan pendaftaran calon peserta konvensi Capres Rakyat Desa. Nantinya, MPR Desa juga melakukan kampanye terhadap Capres dan Cawapres yang pro desa. Peniaian presentasi Capres dan Cawapres akan beroriemtasi kepada konsep Pembangunan NKRI berbasis desa.
Fifur pertama yang mendaftar dalam konvensi tersebut adalah, Mardigu Wowiek Prasantyo yang akrab disapa Bossman Mardigu. Pengusaha dan penulis sejumlah buku ini menyampaikan kegelisahannya terhadap praktek korupsi di Indonesia. “Ini yang menjadi pertimbangan utama saya setuju didaftarkan sebagai capres independent,”tegasnya.
Dengan dukungan 80 ribu kekuatan desa yang akan menilai figur pemimpin, diharapkan konvensi ini bisa sangat penting karena dilakukan penilaian dari bawah yang dilakukan secara jujur. “Munculnya tiga nama bacapres yang ada saat ini, dinilainya belum mewakili sektor dan kelompok masyarakat secara utuh, khususnya dari desa. “Saya melihat, saat ini yang ada hanya yang terlalu kanan terlalu agamis. Yang satu terlalu kiri, terlalu sosialis. Belum ada yang mewakili kelompok tengah. Yang bisa dikatakan jalur penyegaran,” katanya.