IPOL.ID – Lantaran masih mahalnya harga beras hingga daging ayam dalam beberapa waktu terakhir dikeluhkan warga masyarakat.
Seperti yang diungkapan Novi di media sosialnya yang berkeluh kesah dengan kenaikan kenaikan harga-harga kebutuhan bahan pokok.
“Hidup kenapa makin susah ya, apa-apa pada naik, beras pake ikutan naik, mulai besok gak makan nasi, makan ati aja, dunia oh dunia,” keluh Novi, pengguna Facebook dikutip dari medsosnya, Senin (2/10).
Bahkan adanya kenaikan harga beras dan daging ayam dikhawatirkan diduga bisa memicu timbulnya kasus anak penderita stunting atau gangguan pertumbuhan fisik dan kemampuan intelektual.
Kenaikan harga bahan pokok berisiko menyebabkan timbulnya kasus stunting karena mengakibatkan warga ekonomi menengah ke bawah tidak mampu memenuhi asupan makanan bergizi.
Sedangkan satu faktor menyebabkan anak menderita stunting di antaranya kurangnya asupan makanan bergizi yang hanya bisa didapat bila orang tua mampu membelinya.
“Memang dengan kenaikan harga pokok ini berpengaruh terhadap gizi anak-anak,” ujar Pjs Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Lia Latifah pada awak media, Senin.
Kenaikan harga berpengaruh karena hingga kini saja kasus anak penderita stunting masih jadi masalah, dari tahun ke tahun belum dapat diselesaikan pemerintah karena berbagai faktor.
Kini terjadi kenaikan harga pada beras dan daging ayam yang termasuk bahan pangan paling sering dibeli dan menjadi sumber makanan bergizi masyarakat.
“Ketidakmampuan keluarga yang di bawah garis kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan pokok pasti akan berpengaruh terhadap anak-anaknya,” ungkap Lia.
Lia menegaskan, pemerintah sepatutnya dapat memberikan asupan makanan bergizi kepada anak-anak dari keluarga tidak mampu saat terjadi lonjakan harga bahan pangan.
Karena kenaikan harga pangan akibat masalah cuaca gagal dan faktor lain selalu terjadi setiap tahunnya, sehingga dapat diantisipasi pemerintah agar tidak sampai membebani masyarakat.
“Harusnya diantisipasi pemerintah. Saat ada kenaikan bahan pokok harus diberi bantuan agar anak-anak tetap dapat kebutuhan gizi,” pungkas dia. (Joesvicar Iqbal)