“Pengujian dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu pengujian E-Nose secara groundtest untuk mendeteksi sensor dapat bekerja dengan baik, uji terbang UAV, dan pengujian koordinasi setelah perangkat E-Nose dan UAV digabungkan. Hasil uji Saveforest.ai bisa dibilang cukup baik dan bahkan melebihi ekspektasi kami,” terangnya seperti dilansir ugm.ac.id.
Hasil uji alat memperlihatkan prototype dapat mendeteksi gas dan panas secara akurat dan dapat mengirimkan data secara langung pada dashboard monitoring. Selain itu, penerapan SaveForest.ai dan penelitian yang berkelanjutan dapat mendorong kemajuan teknologi kecerdasan buatan, khususnya dalam bidang pelestarian lingkungan dan pengelolaan bencana. (tim)