“Posisi Mahfud MD yang saat ini masih Menko Polhukam di kabinet Jokowi itulah yang potensial menyulitkan koalisi PDIP dan Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo dalam membangun narasi kampanye pilpres,” ujarnya.
Publik tentu bisa mengalami kebingungan untuk menjatuhkan pilihan politiknya kepada Ganjar-Mahfud ketika, misalnya, narasi pemberantasan korupsi dan penegakan hukum serta kebebasan berpolitik menjadi materi kampanye pasangan “GAMA” ini.
Ia mengatakan pencalonan Mahfud boleh jadi bukan untuk mengubah peta politik, tapi semata ditujukan untuk “mengganggu” ruang gerak dan laju dukungan masif sporadis dari pasangan “AMIN” atau Anies-Muhaimin selama bersafari politik.
Pakar komunikasi politik itu menilai bahwa pertarungan Pilpres 2024 adalah adu strategi merebut hati dan pilihan sekitar 60 persen yang didominasi oleh pemilih muda.
“Maka dalam konteks itulah Prabowo berkeyakinan bisa menang jika menggandeng Gibran serta beroleh dukungan totalitas dari pengaruh Presiden Joko Widodo,” ujarnya.