Bantuan dengan total 46 ton senilai Rp13,9 miliar diberangkatkan bersama rombongan terdiri dari Sekretaris Utama BNPB, Rustian, Anggota DPR RI Obon Tabroni termasuk delegasi lain dari Kemlu, Kemkes dan BPKP.
“Pemerintah Indonesia juga mengirim tim delegasi. Saya berharap tim dapat melaksanakan tugas dengan baik dan lancar di Libya serta kembali ke Tanah Air dengan selamat,” ucapnya.
Proses menuju pelaksanaan misi pengiriman bantuan tak selamanya berjalan mulus dan harus melewati jalan berliku. Koordinasi hingga negosiasi cukup panjang dilakukan antara pihak BNPB, Kemlu, KBRI, KJRI dengan Libya maupun maskapai penerbangan, menit injury time.
“Ini juga menyebabkan mundurnya jadwal pengiriman bantuan dari waktu awal yang sudah direncanakan”.
Sesuai rencana awal, pemerintah Indonesia akan mengirimkan bantuan dengan maskapai domestik. Namun hal itu harus diurungkan karena berbagai hal di antaranya, maskapai domestik ternyata belum mengantongi asuransi penerbangan ke Libya.
Jika terjadi kendala maka pihak maskapai tidak dapat mengklaim asuransi. Di samping itu maskapai domestik belum memiliki izin terbang di wilayah langit ‘Maghreb Afrika Utara’.