IPOL.ID – Seorang Kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yakni Veronica Heni Handayani terus berjuang bergelut mengatasi persoalan sampah di RW 08, Kelurahan Cijantung, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, dan mengurangi penumpukan di Bantar Gebang.
Sejurus akan hal tersebut, dilakukan penilaian Adipura 2023 Kota Administrasi Jakarta Timur. Penilaian Adipura 2023 sudah dimulai sejak 18 Oktober. Penilaian termasuk salah satunya Bank Sampah RW 08, Kelurahan Cijantung, Kecamatan Pasar Rebo.
Veronica adalah sosok paling berperan penting dalam pengelolaan Bank Sampah di wilayah Cijantung. Perjuangan perempuan tak kenal lelah itu berupaya terus mengajak warga untuk memilah sampah agar tidak ada sampah yang terbuang percuma.
Sejak 2010, Veronica berjuang agar sampah tidak tercecer di lingkungan rumahnya. Mengintip wilayah lain, perempuan berusia 53 tahun itu berupaya mengadaptasi di lingkungan rumahnya.
Sayangnya, selama sembilan tahun berjuang, tidak banyak yang bisa dia lakukan karena ada perlawanan dari beberapa warga.
“Awalnya saya miris melihat di komplek rumah kami, sampah yang sering bertebaran dan berterbangan kalau ada angin besar. Tak hanya berbau tapi lingkungan juga terlihat kumuh,” kata perempuan disapa Vero, Jumat (20/10).
Namun semua persoalan itu tidak mematahkan semangatnya. Belajar dari Bank Sampah di Rawa Jati, Jakarta Selatan dan Duren Sawit, Ibu tiga anak itu belajar mengadaptasi pengolahan Bank Sampah dan pemilahan sampah yang kemudian diterapkan di wilayah lain, dekat pemukimannya.
“Saat itu saya belum dibina Sudin LH (Lingkungan Hidup). Saya studi banding sendiri,” ujar Vero.
Kemudian dia mulai mendapatkan angin segar ketika setiap wilayah wajib memiliki Bank Sampah dan dirinya mendapatkan dukungan dari masyarakat dan pejabat setempat. Vero pun mulai membangun Bank Sampah bersama teman-temannya di RW 08 Kelurahan Cijantung.
Vero memilih jalannya berjuang membantu pemilahan sampah karena dia meyakini bahwa kalau bukan dimulai dari diri sendiri, akan sulit membantu perubahan di masyarakat.
Kini dia bersama warga lainnya tak hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi dari Bank Sampah yang dikelolanya, tapi juga menjaga lingkungannya tetap bersih.
Bahkan, tempat sampah yang dulunya kumuh dan berbau, kini jadi tempat interaksi warga. Diyakininya, dengan mengatasi mengolah sampah, maka dan atau setidaknya dapat mengurangi sampah yang menumpuk di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang.
“Manfaatnya sangat besar. Kalau bukan dari diri kita sendiri, siapa yang akan memulai memilah-milah sampah. Saya selalu mengedukasi, kalau kita memilah-milah sampah sendiri, kita akan membantu mengurangi tumpukan sampah di Bantar Gebang,” tutup dia. (Joesvicar Iqbal)