Rumput gajah merupakan salah satu tanaman yang diduga memiliki aktivitas antihiperlipidemia melalui mekanisme antioksidan, peningkatan sekresi kolesterol dan trigliserida melalui sistem fekal serta meningkatkan absorpsi kolesterol sehingga dapat dimetabolisme kembali di hati.
“Namun ternyata rumput gajah memiliki sifat yang mudah terdegradasi. Oleh karena itu, untuk melindungi senyawa aktif rumput gajah dari degradasi dapat dilakukan dengan memadupadankannya bersama kitosan yang termasuk ke dalam nanoenkapsulas dan dapat dibentuk dengan berbagai polimer,” tambah Ai Wanda dilansir dari Unsoed.ac.id.
Sebagaimana diketahui, rumput gajah merupakan jenis rumput-rumputan yang dapat tumbuh dengan mudah di berbagai tempat. Berdasarkan data bahwa Indonesia mampu memperoleh sekitar 2-10 ton/hektar bahan kering rumput gajah setiap tahunnya tanpa dipupuk atau dengan pupuk yang sedikit dan yang menggunakan banyak pupuk N dan P hasilnya berkisar antara 6-40 ton per hektare.
Produktivitas rumput gajah yang tinggi tersebut tidak diiringi dengan pemanfaatan secara maksimal. Sampai saat ini pemanfaatan rumput gajah digunakan sebagai pakan ternak. Oleh karena itu, ketersediaan bahan alam yang melimpah seperti rumput gajah harus dimanfaatkan sebaik-baikmya. Pemanfaatan tersebut dapat berupa penelitian yaitu menguji apakah rumput gajah dapat berpotensi sebagai agen antioksidan dan Anti hiperkolesterol.