IPOL.ID – Sebanyak 92 staf PBB dilaporkan terbunuh di Jalur Gaza di tengah konflik Israel-Palestina yang sedang berkecamuk, kata Philippe Lazzarini, Komisioner Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Kamis (10/11).
Dalam sebuah wawancara dengan media lokal Swiss, Philippe, mengatakan sekitar 13.000 staf PBB dipekerjakan di Jalur Gaza dan bahwa Organisasi tersebut tidak pernah mengalami begitu banyak kematian dalam waktu yang singkat.
Lebih dari 700.000 orang kini mengungsi ke sekolah-sekolah yang didirikan oleh UNRWA agar aman di bawah bendera biru PBB, katanya.
Namun, lebih dari 50 fasilitas tersebut kini telah dihantam, menewaskan puluhan orang dan melukai ratusan lainnya, tambah Lazzarini.
Melarikan diri ke selatan Jalur Gaza juga tidak terbukti aman, kata pejabat senior PBB itu. Sepertiga dari staf PBB telah meninggal di sana, menurut Lazzarini, karena mereka juga dibom.
Semakin lama kematian terus berlanjut seperti yang diumumkan oleh Israel, semakin jauh kita akan menjauh dari prospek perdamaian di masa depan, menurut Komisaris Tinggi.
“Situasinya sangat memilukan,” katanya dilaporkan Anadolu Agency.
Lazzarini mengatakan bahwa orang-orang kekurangan segalanya; mereka telah mengungsi ke sekolah-sekolah UNRWA dan meminta roti dan air.
Selain itu, lanjutnya, ada juga kekurangan bahan bakar. Jika tidak ada bahan bakar yang sampai ke Gaza dalam beberapa hari ke depan, fasilitas-fasilitas utama tidak akan berfungsi lagi.
Blokade pasokan bantuan berarti hampir tidak ada perdagangan dan ketertiban umum terancam runtuh, menurut pejabat PBB tersebut. Jika tidak ada perubahan dalam waktu dekat, orang-orang akan mati karena kurangnya bantuan kemanusiaan dan bukan karena pengeboman. (far)