IPOL.ID – Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDI Perjuangan, mengutarakan pendapatnya dalam pidato politik atas putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang batasan usia minimum calon presiden dan wakil presiden yang memicu perdebatan di media sosial. Megawati mengaku berkomitmen untuk membentuk organisasi Mahkamah Konstitusi sejak awal.
“Saya sangat serius menggarap pembentukannya. Saya sebagai Presiden didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara, mencarikan sendiri gedungnya dan saya memutuskankan berada di dekat Istana, yaitu suatu tempat yang sangat strategis yang disebut Ring Satu,” kata Megawati, Minggu, 12 November 2023, saat berpidato secara online.
Megawati juga membahas bagaimana dirinya mendirikan MK di masa korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di Indonesia. Ia mengatakan, saat itu Indonesia telah berhasil menggulingkan penguasa otokratis. Oleh karena itu, masyarakat, bangsa, dan negara harus mendapatkan manfaat dari Mahkamah Konstitusi, bukan hanya individu saja.
Lantas, bagaimana nepotisme bisa muncul?
Nepotisme sendiri adalah praktik pejabat publik yang mengutamakan kepentingan teman dekat atau keluarganya dibandingkan kepentingan masyarakat, negara, dan bangsa.
Nepotisme adalah praktik seseorang yang memiliki posisi bertanggung jawab memilih untuk memprioritaskan teman atau kerabatnya daripada kepercayaannya sendiri. Nepotisme terkadang ditunjukkan oleh manajemen yang mempromosikan anggota keluarga ke posisi yang lebih tinggi ketika ada pelamar lain yang lebih berkualitas.
Oleh karena itu, berikut penyebab tumbuhnya praktik nepotisme:
1. Keterbatasan Informasi
Administrator dan otoritas negara mungkin kurang memiliki pengetahuan yang memadai tentang pelamar yang memenuhi syarat yang dapat dipertimbangkan untuk posisi terbuka. Untuk mengurangi kemungkinan salah memilih orang, mereka jadi lebih memilih mempekerjakan atau mempromosikan orang-orang terdekatnya, seperti saudara atau teman dekat.
2. Perlunya Membangun Kepercayaan
Beberapa penyelenggara atau pemimpin negara mungkin merasa lebih nyaman menangani peran tertentu bersama orang-orang terdekatnya. Mereka mungkin melakukan ini karena mereka berpikir bahwa teman dekat atau keluarga mereka akan lebih mendukung tujuan mereka dan lebih bersemangat untuk membantu mereka.
3. Kekuatan
Untuk mempertahankan dan meningkatkan pengaruhnya di dalam perusahaan, individu yang berkuasa mungkin lebih memilih untuk mengangkat orang lain yang dekat dengan mereka untuk menduduki peran tertentu.
4. Kebijakan yang Buruk
Nepotisme terkadang disebabkan oleh peraturan yang buruk di dalam perusahaan atau institusi. Orang-orang yang paling dekat dengan pejabat atau administrator negara, misalnya, mungkin bisa mendapatkan pekerjaan tertentu tanpa mempertimbangkan keterampilan dan kredensial mereka karena peraturan yang tidak jelas atau tidak adil dalam proses perekrutan atau promosi.
5. Budaya
Budaya Nepotisme mungkin diterima dan merupakan hal yang umum di beberapa masyarakat. Hal ini mungkin terjadi karena adat istiadat sosial atau tradisi keluarga yang mendorong orang untuk mengangkat teman dekat atau anggota keluarga ke posisi tertentu. (adv/tim)