Terkait korban jiwa maupun pengungsian, Hence memastikan bahwa erupsi gunungapi Dukono belum terlalu memberikan dampak signifikan kepada masyarakat sehingga pengungsian belum dibutuhkan.
Meski demikian, pihaknya bersama lintas instansi gabungan tetap terus bersiaga memantau perkembangan erupsi gunungapi Dukono dan dampaknya terhadap masyarakat.
“Tiap hari kami bagikan masker antara 8 hingga 10 ribu lembar per hari. Kami juga mengimbau kepada masyarakat, baik lewat medsos maupun turun langsung dengan toa, termasuk penyiraman jalan-jalan tertutup abu,” ujar Hence.
Gunungapi Dukono dengan ketinggian 1.087 mdpl memiliki dua kawah aktif yaitu Malupang-Warirang. Hal itu sekaligus menjadikan Dukono sebagai salah satu gunungapi aktif dan sering meletus sampai saat ini.
Gunungapi ini merupakan paling muda dan masih aktif di antara gunungapi lainnya yang sudah tidak aktif yang tumbuh dalam suatu zona depresi vulkanik.
Karakteristik erupsi gunung api ini bersifat eksplosif dan efusif menghasilkan abu, lontaran batu pijar, aliran piroklastika, dan aliran lava. Memperhatikan jenis, volume, dan hasil peninggalan erupsi di masa lalu maupun sampai sekarang, erupsi Gunung Dukono dapat diklasifikasikan ke dalam erupsi eksplosif dan efusif bertipe Stromboli-Vulkano berskala kecil sampai menengah.