IPOL.ID – Permukiman warga RW 13, Kelurahan Cipinang Besar Utara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, diserang kelompok bersenjata tajam pada Selasa (7/11) malam. Sehingga warga setempat dibuat resah atas kejadian penyerangan itu.
Dalam aksinya kelompok pelaku yang berjumlah puluhan orang terdiri dari remaja hingga orang dewasa melakukan perusakan kendaraan, warung kelontong, hingga fasilitas umum.
Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) RW 13, Harto mengatakan, awal kejadian penyerangan para pelaku melontarkan petasan dan lemparan batu ke arah permukiman warga.
“Mereka mancing warga untuk keluar biar tawuran, tapi enggak ditanggapi sama warga sini. Posisi portal waktu itu juga sudah tertutup,” ujar Harto pada awak media di Jatinegara, Rabu (8/11).
Lantaran portal permukiman RW 13 tertutup dan tidak ada warga menanggapi penyerangan. Alhasil para pelaku beralih melakukan perusakan kendaraan, warung, dan fasilitas umum.
Akibatnya satu unit mobil, warung kelontong, dan pelang larangan membuang sampah yang dipasang Pemkot Jakarta Timur di Jalan Prumpung Turunan, RW 13 dirusak.
“Kaca belakang mobil dipecah, warung dirusak, sama pelang dirobohkan. Ini bukan kejadian pertama, sebelumnya juga ada motor warga RW 13 yang dirusak sama pelaku,” ungkap Harto.
Harto menjelaskan, penyerangan baru berakhir saat jajaran Tim Perintis Presisi Polres Metro Jakarta Timur tiba di lokasi pada Rabu (8/11) dini hari untuk mengamankan para pelaku.
Dari 11 orang yang diamankan Tim Perintis Presisi Polres Metro Jakarta Timur diketahui mayoritas para pelaku merupakan warga RW 09 Kelurahan Cipinang Besar Utara.
“Diamankan Tim Perintis Presisi di Jalan Bekasi Timur. Barang bukti pas diamankan ada dua celurit, satu stick golf, dua pedang, satu petasan, satu besi panjang, dan satu bom molotov,” jelas Harto.
Usai diamankan para pelaku berikut barang bukti diserahkan ke Polsek Jatinegara guna penyelidikan lebih lanjut yang dilakukan jajaran Unit Reserse Kriminal (Reskrim).
Meski sejumlah pelaku sudah diamankan Harto menambahkan,warga RW 13 khawatir bakal terjadi penyerangan susulan bila Polres Metro Jakarta Timur tidak melakukan penjagaan di lokasi.
“Karena sebelumnya ada warga luar yang ikut menyerang, sampai ada dari Manggarai (Jakarta Selatan) ikut menyerang. Jadi mereka mengajak orang luar juga,” tukas Harto. (Joesvicar Iqbal)