IPOL.ID – Sebanyak total 57 mahasiswa dari tiga Prodi di Fakultas Vokasi Universitas Kristen Indonesia (UKI) diangkat sumpah profesi dan lulus dengan memuaskan. Dekan memberi penekanan pada nilai-nilai yang harus diemban alumnus agar mereka bisa memberi dampak positif bagi lingkungan dan pembangunan bangsa.
“Nilai universal yang selalu kami tanamkan adalah rendah hati, berbagi dan peduli, profesional, disiplin, bertanggung jawab dan berintegritas. Sehingga dimanapun mereka berkarya, nilai-nilai itu yang menjadi landasan. Diharapkan bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Dekan Fakultas Vokasi UKI, Dr. Maksimus Bisa Lado Purab, SKM., SSt.Ft., M.Fis, di sela acara Yudisium dan Sumpah Profesi Fakultas Vokasi UKI di Auditorium Graha William Soerjadjaya, UKI Jakarta Selasa (28/11/2023).
Selain itu, Maksimus mengatakan, para mahasiswa dibekali pula kurikulum yang aplikatif. Secara teoritis dikuasai namun tetap lebih banyak praktik di laboratorium dan di dunia kerja, dunia usaha, dan dunia industri. “Pemerintah beberapa tahun belakangan menggenjot kurikulum merdeka yakni Merdeka Belajar Kampus Merdeka, nah ini sebenarnya sudah sesuai dan selaras dengan kurikulum di vokasi, di mana skill / keterampilan adalah yang paling diutamakan,” tambahnya.
Senada, Wakil Rektor UKI Bidang Akademik dan Inovasi, Dr. Hulman Panjaitan, S.H., M.H menyampaikan selamat kepada para lulusan vokasi UKI. “Kalian semua akan menjadi duta UKI. Karena itu junjung tinggi selalu kode etik dan jadikan pedoman profesi saudara. Nilai nilai yang diajarkan harus senantiasa diimplementasikan dalam menjalankan profesi,” tegas Hulman
Untuk diketahui, sebanyak 57 mahasiswa yang melaksanakan yudisium dan sumpah profesi terdiri dari 11 orang dari Prodi Keperawatan, 29 orang dari Prodi Fisioterapi, dan 17 orang dari Prodi Manajemen Pajak.
Siap Terjun di Dunia Kerja
Disinggung terkait lulusan yang professional dan siap kerja, Maksimus menerangkan dalam proses pembelajaran, kampusnya selalu mengedepankan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Di antaranya sebanyak 42 institusi dalam negeri dan empat institusi luar negeri telah melakukan kerja sama dengan Fakultas Vokasi/user.
Lulusan Fakultas Vokasi UKI tidak hanya mampu berkiprah di dalam negeri, namun juga di luar negeri. “Lulusan kami telah hadir di Jepang, Jerman, Belanda dan Austria. Awal Januari akan ada pengiriman tenaga keperawatan sekitar lima orang lagi ke luar negeri,” ungkapnya bangga.
Khusus pendidikan Fakultas Vokasi, Maksimus Bisa menambahkan, setiap lulusannya wajib memiliki sertifikat kompetensi dari LSP (Lembaga Setrifikasi Profesi-red) dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Selain itu, Fakultas Vokasi UKI juga melibatkan organisasi profesi bagi semua Prodinya. Organisasi tersebut adalah Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI).
“Organisasi profesi ini yang menjadi pembimbing selanjutnya di dunia kerja. Jadi dimanapun mereka berada harus mengetahui awal proses mahasiswa dibentuk berdasarkan profesi dan kompetensi yang dibutuhkan dari masing masing profesi,” ungkap Maksimus Bisa.
Suroso,F.tr., sebagai Bendahara Umum IFI yang hadir dalam acara yudisium berharap, lulusan fisoterapi UKI mampu mengembangkan dan memberi manfaat dari ilmunya untuk masyarakat. “Kami akan selalu membimbing sehingga meningkatkan eksistensi fisioterapi dan memberi semangat terutama lulusan profesi fisioterapis,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Hukum dan Perundang-undangan DPW PPNI DKI Jakarta, Ns. Muzamil, S.Kep, mengapresiasi dan mengucapkan selamat kepada jajaran Fakultas Vokasi UKI yang telah melaksanakan dan membimbing seluruh lulusan dengan baik. “Selamat bergabung menjadi ahli madya keperawatan, bergabung dalam profesi perawat. Agar apa yg disumpah, didapat, dan diterapkan dengan baik,” kata Muzamil.
Menurutnya, profesi keperawatan sangat dibutuhkan dan masih terbuka luas. Apalagi saat ini pemerintah terus menggenjot pelayanan kesehatan dengan pengembangan Puskesmas menjadi RS tipe D. “Tak hanya itu, berkerja di luar negeri terbuka luas. Dan harus melaksanakan pelayanan dengan nilai-nilai profesionalisme dan etik agar terhindar dari masalah hukum,” pesan Muzamil.
Senada, Dr.Ruston Tambunan sebagai Ketua Umum Ikatan Konsultan Pajak Indonesia menyatakan lulusan Fakultas Vokasi tidak melulu hanya fokus pada keterampilan teknis. Namun juga harus adaptif dengan dunia profesi yang perkembangannya sangat dinamis. “Terus asah skill / keterampilan, inovasi harus terus berjalan. Kami dari IKPI menekankan pentingnya kompetensi yang sesuai dengan perkembangan di dunia kerja,” katanya. (tim)