Akan tetapi dalam perkembangan manusia dan demokrasi yang semakin modern bahwa dalam sistem politik di negara demokrasi seperti di negara kita Indonesia, peran istri pemimpin yang membentuk dinasti politik dapat berdampak negatif dan berpotensi merugikan reputasi presiden dan keluarganya.
Jatuhnya Dinasti Kekuasaan Marcos
Masa kekuasaan Ferdinand Marcos dari tahun 1965 hingga 1986 di Filipina. Marcos terpilih sebagai presiden, kemudian mendeklarasikan darurat militer pada tahun 1972, memperpanjang pemerintahannya. Selama pemerintahannya, terjadi penindasan terhadap oposisi, pelanggaran hak asasi manusia, dan korupsi massal. Puncaknya terjadi pada Revolusi Edsa pada 1986, yang mengakibatkan pengusiran Marcos dan berakhirnya masa kekuasaannya.
Imelda Marcos, istri Ferdinand Marcos, terlibat secara aktif dalam politik dan memegang berbagai jabatan, termasuk sebagai Menteri Urusan Publik dan Kesejahteraan Kota.
Imelda Marcos memanfaatkan posisinya untuk membangun citra positif bagi keluarga Marcos, namun juga dituduh melakukan korupsi massal. Salah satu contohnya adalah ditemukannya kekayaan pribadi keluarga yang sangat besar, termasuk koleksi sepatu dan barang-barang mewah.