“Tiba-tiba langsung ditutuk (dipukul) kepalanya pakai senjata api sampai korbannya itu berdarah. Dia yang getok mengaku anggota (aparat) juga,” ungkap Tomo di Kramat Jati, Selasa (7/11).
Karena arogannya pelaku membawa senjata api semena-mena hingga mengaku sebagai aparat. Sehingga pengendara di sekitar lokasi kejadian tidak dapat berbuat banyak selain menolong korban agar tidak terus dianiaya.
Saat pelaku meninggalkan lokasi pun pengendara lainnya tidak berani mencegahnya, sehingga warga tidak mengetahui pasti identitas pelaku penganiayaan tersebut.
“Kalaupun dia anggota jangan sampai mengeluarkan senjata ya. Apalagi sampai buat mukul warga biasa (sipil). Harusnya yang bawa senjata api itu orangnya enggak gampang emosi, arogan juga tingkah lakunya tidak patut dicontoh,” ujar warga sekitar menyayangkan hal itu.
Terlebih saat kejadian pelaku justru menantang korban untuk melaporkan ulah penganiayaan dilakukan kepada polisi seakan tidak takut dengan proses hukum yang berlaku. Seolah-olah pelaku memiliki rasa superioritas.