“Di level ASEAN, pada saat kepemimpinan Indonesia, kita siapkan Digital Economy Framework Agreement (DEFA), tidak ada regional lain di seluruh dunia yang menyiapkan ekonomi digital sekomprehensif ASEAN. Dunia baru kenal CEPA, dunia baru punya FTA, tetapi DEFA itu satu satunya, yang pertama mempersiapkan adalah ASEAN dan ASEAN di bawah kepemimpinan Indonesia,” jelasnya
Menko Airlangga menyatakan ekonomi digital Indonesia yang mampu menguasai 40% ekonomi digital ASEAN.
“Payment system digital Indonesia juga sudah menyentuh 5 negara di ASEAN dan dengan penggunaan QRIS tersebut sangat membantu perdagangan. Penggunaan QRIS kedepan akan terus didorong ke banyak negara agar nilai ekonomi digital Indonesia dapat diakselerasi semakin meningkat,” tuturnya.
Dalam sesi doorstop bersama pekerja media, Menko Airlangga kembali menekankan selain hilirisasi, Indonesia juga memerlukan digitalisasi untuk mengoptimalkan potensi ekonominya.
“Jadi, digitalisasi ini diharapkan kontribusi ekonominya 20%. Ini membutuhkan e-gov, kemudian pengungkit ekonomi, mulai dari manufaktur sampai e-commerce dan industri service atau kalau di digital sering kita sebut servisifikasi. Dan itu kalau berkontribusi 20% juga terhadap ekonomi, maka ini menjadi bagus,” ungkapnya.