“Cuma minta tengokin rumah, cek-cek kalau ada air atau listrik yang apa gitu atau lampunya tiba-tiba mati. Spesial sih tanaman karena mereka penyayang tanaman,” kata perempuan yang akrab dipanggil Desi.
Mengaku senang tanaman, Desi langsung setuju untuk datang tiga kali seminggu walau bayarannya minim. Menempuh jarak hampir 20 menit naik mobil dari tempat tinggalnya, Desi bekerja di rumah itu tiga jam per hari dengan bayaran USD25 per jam atau setara Rp 385.000, selama empat minggu.
Selain menyiram tanaman, Desi diminta memastikan semua pintu dan jendela tertutup dan terkunci. Padahal, kata Desi, pemilik rumah bisa memantau dari tempatnya berlibur di Florida.
“Daripada kosong ya sudahlah tidak apa-apa. Tempatnya tuh enak. Dipandang mata tuh enak,” kata Desi.
Walau rumah yang dijaganya bagus, Sumarti merasakan tanggung jawab yang besar. Ia tidak nyaman tidur di rumah orang, malah takut karena rumah itu terletak di kawasan elit dan sangat besar.
“Repot aku. Rumahnya besar banget. Kamarnya satu dua tiga empat di atas. Kamar di bawah, basement (rubanah-red) satu tapi basement besar. Ruangan keluarga, ruangan itu, ruang makan. Waduh! buesaar rumahnya,” tutur Sumarti.