IPOL.ID – Pada tahun 1986, sebuah gunung es raksasa terpisah dari lapisan es Fichner-Ronne di Antartika Barat. Saking besarnya, gunung es tersebut membumi, menempel di dasar laut, dan tetap berada di posisinya selama 40 tahun.
Akhirnya, sekarang telah terdorong dari dasar laut dan mulai hanyut di Laut Weddell ke sebuah wilayah di Atlantik Selatan yang disebut Iceberg Alley.
Diberi nama A23a, bongkahan gunung es raksasa ini berukuran 4.000 km persegi dan tebalnya sekitar 400 meter,- terbesar di dunia.
Di permukaan, A23a berukuran sekitar empat kali ukuran Kota New York. Namun, seperti yang diketahui tentang gunung es, Anda juga harus melihat ke bawah permukaannya. Dengan ketebalan 400 meter, seluruh tubuh es berjumlah lebih dari satu triliun ton air beku.
Dilansir universetoday, Minggu (3/12), satelit Copernicus Sentinel-1 milik ESA telah mengawasi raksasa yang bergerak, yang tampaknya digerakkan oleh angin dan arus.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa saat ini ia bergerak dengan kecepatan sekitar 4,8 km setiap hari.
Sekarang gunung es ini sedang bergerak, para ilmuwan tidak dapat memprediksi dengan tepat ke mana gunung es ini akan pergi selanjutnya.
Namun, seperti kebanyakan gunung es dari sektor Weddell, A23a kemungkinan besar akan berakhir di Atlantik Selatan di Iceberg Alley.
Meskipun A23a sangat besar, ia bukanlah yang terbesar yang pernah ada. Ukurannya hanya sekitar sepertiga ukuran gunung es terbesar dalam sejarah, B-15 yang lepas dari Ross Ice Shelf Antartika pada tahun 2000.
Gunung es B-15 memiliki luas lebih dari 10.878 km persegi saat memisahkan diri, menurut Observatorium Bumi NASA. Sejak saat itu, B-15 terpecah menjadi beberapa bongkahan es yang lebih kecil, dan sebagian besar telah mencair.
Gunung es besar lainnya adalah A-76 yang terlepas pada tahun 2021 dan berukuran sekitar 4.320 km persegi. Dengan panjang 170 km dan lebar 25 km, gunung es ini sedikit lebih besar dari pada pulau Majorca di Spanyol, dan lebih besar daripada negara bagian Rhode Island di Amerika Serikat. (far)